Halaman

Rabu, 12 Juli 2023

ana sega ana upa vs ana upa ana sega

ana sega ana upa vs ana upa ana sega 

Sudah begitu saja. Dindonesiakan malah kurang pas, nyaris tidak bunyi. Di tangan etnis Madura paham orèng ngakan ghi’ bâdâ butèrra. ‘orang makan  masih menyisakan butir nasinya’, kesalahan atau kekurangan adalah sifat yang manusiawi.

Pakai logika awam, semua masalah kehidupan akan mudah dicerna. Tidak perlu saling main tuding atau mencari “bandot tua”. Juga bukan dengan gaya ‘ringan sama dijinjing, berat pikul sendiri’. Salah rakyat mengapa terpukau, terpikat, terkesima, gampang kagètan. Terjebak hanya pada kinclongnya parpol pendukung. Tidak ada tanggung renteng.

Serbuan produk makanan ringan dalam kemasan sampai warung rakyat. Kepala keluarga rumah tangga miskin, menjadi korban lambang iklan status pria pejantan. Ahli hisap rokok. HET terjangkau dan tersedia kapan saja.

 Rakyat papan bawah, rakyat tapak tanah atau masyarakat kurang beruntung, sudah kebal. imun dengan tragedi kendil ngguling. Beda dengan penguasa, sangat alergi dengan kejadian perkara kasus kursi njomplang. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar