Halaman

Jumat, 14 Juli 2023

walau layak diduga, namun tetap tak pantas kau kupas tuntas

walau layak diduga, namun tetap tak pantas kau kupas tuntas 

Penguasa nusantara berkat dukungan model multipartai sejak zaman bahula. Sejak kuda gigit besi. Sejak anak bangsa pribumi primitif bau kursi. Malah membutuhkan kendali eksternal. Urusan dalam, tirani minoritas bak duri dalam daging. Penjajah oleh bangsa sendiri kian menggurita. Parpol parlemen mengendalikan jalannya demokrasi.

Penetapan stigma petugas partai kian mengkokohkan stratifikasi tata pemerintahan, strataisasi tata negara. Di atas RI-1 masih ada RI-0,5. Terinspirasi sebutan presiden partai komunis china identik kepala negara. Akhirnya tanpa pernah berakhir. Penguasa nusantara butuh ‘tuntutan dari atas’ alias ‘tuntas’. Bisa juga bentuk ‘tuntunan dari atas’.

Frasa ‘atas petunjuk bapak presiden’ di barisan kabinet saja tidak mengikat secara moral. Ironis jika presiden “dibutuhkan” dengan segala atribut kewibawaan, hanya saat pelantikan pejabat negara.

Benang bundet saling mengendalikan. Trias politica berbasis asas saling jagal, saling jegal, saling jugil. Sekutu adalah pihak yang mampu menggandakan keuntungan. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar