ringan sama dijinjing, berat pikul sendiri
Cerita kembali ke “Indonesia boros ideologi dan berat di ongkos”. Date modified
9/9/2018 9:18 PM di personal laptop. Ingatan kembali
ke dasar negara, bikin bosan. Diawali ikhwal negara multipartai, sudah jemu. Praktek demokrasi sebagai pembuka,
semakin jenuh. Mengangkat tema NKRI harga mati, tidak ada seninya. Menggugah citra pesona wibawa negara, langka barang
baru. Mengungkit predikat petugas partai, belum-belum muntah tujuh
keliling. Serba salah.
Tidak perlu diceriterakan ulang,
bahwa jiwa dasar negara menjadi kehidupan harian rakyat papan bawah, rakyat tapak tanah, rakyat akar rumput yang susah dicabut. Kian
menjauh dari pangkuan Ibu Pertiwi, berbanding lurus dengan degradasi
nilai-nilai Pancasila.
Namanya adu kuat sistem politik nusantara. Sudah tahu komunis ada dimana-mana dan menjadi apa saja. Semboyan BK “jas merah” tapi memanipulasi sejarah sah-sah saja asal konstitusional. Dinamika dan rétorika politik, buah manis hasil révolusi méntal yang kental, menggumpal. Mengambang di permukaan. Beriak dan berbuih-buih. Menggelegar membelah jiwa yang peka terhadap kritik. Merasa aman nyaman dengan kunjung-punjung-sanjung kawan sepermainan. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar