asu mbalèni piringé vs dosa politik multipartai
Ketika
kejahatan, kriminalitas menjadi adat, tradisi, budaya bahkan tolok ukur
kejantanan bagi pria sejati. Terjadi di
teritorial etnisiitas tertentu. Sejarah punya kisah, tersebut ada kampung begal. Menarik pajak
dari rombongan pedagang yang lewat.
Nusantara
selaku negara maritim, bahari, rute pelayaran cikal bakat laut sampai nenek moyangku seorang
pelaut. Citra pasar terapung, manusia perahu (bukan éksodus, pencari suaka
politik) identik lebarnya sungai.
Penjahat di negara maju, modern,
tidak sejahtera tapi kaya. Pelaku kejahatan tidak kenal pasal melarikan diri, membuang barang
bukti (termasuk melenyapkan saksi), hindari razia, menghilangkan jejak,
mempengaruhi proses sidik-selidik. Tetapi mampu menentukan peradilan dan vonis
perkara. Langganan masuk media massa arus utama. Macam pelaku tipikor nusantara.
Perompak, lanun, perampok, pembajak,
begal uang negara negara malah merasa aman menjadi warga binaan. Tentunya berkat
rumusan kunjung-punjung-sanjung. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar