menjaring suara rakyat vs menyaring syahwat (calon)
pejabat
Bukan untuk membuktikan betapa
negara multipartai, apapun bisa terjadi dan memang selalu terjadi. Nilai keadilan,
kebenaran secara hakiki ditentukan oleh suara mayoritas. Jika tersisa anak
bangsa - nafsu saja atau nafsu banget - mau-maunya jadi ketua umum parpol seumur
hidup. Bukti otentik kalau parpol sebagai primadona kendaraan atau sarana untuk
berbuat banyak bagi nusa dan bangsa Indonesia.
Percuma kalau petani
seumur-umur cuma jadi petani. Tata niaga, atau semboyan ketersediaan pangan,
sebagai perwujudan kebijakan pemerintah. Siapa yang merumuskan kebijakan
pemerintah, kita tidak bisa tutup mata. Merupakan olah otak kawanan orang
partai yang sedang berkuasa. Betapa posisi tawar petani semakin tawar. Pihak
yang diuntungkan, termasuk yang bisa menentukan produk hukum apa yang perlu
ditetapkan.
Petani yang didaulat
sebagai tulang punggung negara, nasibnya jauh dibanding nasib yang mewakilinya.
Apalagi yang memimpinnya secara skala daerah, bahkan nasional. Bahkan bisa bertolak belakang. Karena petani tidak
mengenyam pendidikan politik. [HaeN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar