ahli endus sas-sus, pungli di pelupuk mata vs pemulung
di seberang lautan
Bahwa
aneka jenis sampah dapat dikurangi, digunakan kembali dan atau didaur ulang;
atau yang sering dikenal dengan istilah 3R (Reduce, Reuse, Recycle). Kiat dan tips ini sebenarnya bukan barang baru, karena sudah membudaya
di negara maju dan berhasil meningkatkan efisiensi pengelolaan sampah yang
signifikan. Pengelolaan Sampah di Indonesia sudah diatur lewat UU 18/2008.
Tukang pungut
sampah, mulai dari petugas resmi pemerintah kabupaten dan atau pemerintah kota
sampai pemulung, sangat membantu saat angkut sampah rumah tangga yang siap di
bak sampah rumah tangga. Sampah non organik menjadi bidang garap para pemulung
yang mempunyai pangkalan, kantor bahkan kerajaan.
Pemulung
memang bukan petugas resmi pemerintah. Kendati tugas utama mereka sekedar
memungut sampah non organik atau barang bekas berkualitas, untuk dijadikan
semacam PNBP. Bagaimana ceritanya kawan. Saingan pemulung di bak sampah adalah
kucing, tikus. Sesama pemulung tidak bersaing, karena masing-masing partai
politik sampah sudah mempunyai daerah pilihan operasi dan jam kerja.
Ternyata,
pekerjaan berbasis sampah merupakan pekerjaan basah, mau tak mau mengundang
kepedulian aparat keamanan. Bagaimana agar armada angkutan sampah aman
beroperasi sampai ke lokasi TPS, TPS 3R, TPST dan maupun TPA.
Masalah mulai
muncul jika suatu daerah, terlebih tingkat provinsi, tidak punya lokasi tempat buang
sampah. Sewa lahan di daerah tetangga. Kondisi ini memacu dan memicu laku
pungutan liar. Bagi oknum petugas pajak resmi yang beroperasi liar, melihat
pergerakan armada sampah adalah pergerakan rupiah. Petugas keamanan jalan dan
pengatur lancarnya lalu lintas, tidak tinggal diam. Kelompok pegiat lokal,
merasa berhak atas berkah sampah.
Walhasil
pungli di pelupuk mata menjadi menu sehari-hari, atas sepengetahuan atau
kebijakan pimpinan, bukan masalah. Karena pihak yang dirugikan tidak pernah protes.
Karena semakin protes semakin proses dipersulit. Ironisnya, pemulung di
seberang lautan yang berpotensi akan mengacak-acak keamanan bak sampah dalam
negeri, sejak dini sudah dimatikan di tempat. Sebelum mereka bertindak dan
beraksi nyata. Kalau perlu sarang pemulung digrebek besar-besaran bak mengusir
penjajah Belanda, Jepang, Sekutu.
Inikah negara
multisampah? [HaeN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar