dinamika
kabar aspal, gayung bersambut vs berbalas pantun
Anak bangsa Indonesia memang super kreatif. Karena syarat
administrasi untuk melamar pekerjaan harus disertai ijazah asli. Atau karena
ijazah S1 sudah jamak, lumrah dan bukan barang langka, kondisi ini
menginspirasi, menginisiatif dilakukannya produksi ijazah aspal (asli tapi
palsu). Muncul jargon STIA (sekolah tidak ijazah ada).
Masyarakat yang tak mau repot menimba ilmu, tak mau
berkeringat mengejar ilmu, bahkan sampai negeri Cina, bisa pesan gelar
akademis. Mau yang dipajang di depan nama atau dijejer di bekalang nama
pemilik. Tersedia gelar guru besar. Berani tarif, bisa dapat strata gelar yang
diincar.
Masalah aspal mengilhami produk berita, kabar,
informasi atau sejenisnya. Kabar tanpa bumbu penyedap, tanpa tambahan foto,
gambar, video terasa hambar. Judul kabar dibuat merangsang pemirsa. Judul sebagai
etalase, menampilkan isi atau kandungan kata yang disajikan. Dibuat seatraktif
mungkin.
Kabar aspal memang harus mengabaikan kaidah
penggunaan bahasa Indonesia dengan benar dan baik. Sepertinya sudah punya pakem
tersendiri. Memanfaatkan media massa dan produk turunan atau produk sampingan, walhasil
tidak perlu mengindahkan kode etik jurnalistik, etika pers. Aturan main yang
dianut semacam NPWP (nomor piro wani piro).
Pembuat/pengedar kabar aspal, bertindak freelance. Bukan anggota ormas atau
kader parpol. Bisa berpihak dengan siapa saja. Bisa bermain untuk siapa saja. Bisa
membela siapa saja yang butuh pertolongan. Bisa berada di mana saja, kapan
saja. Intinya, mereka bermain untuk kedua belah pihak yang sedang konflik. Mengambil
peluang dan kesempatan di antara dua kutub yang berseberangan. Semboyannya “di
sana dapat, di sini dapat, dimana-mana dapat”.
Pemerintah, sebagai pihak yang berwajib, berwenang
melindungi kepentingan umum dari serbuan kabar aspal, malah ikut bermain api. Ujaran
penguasa, bahkan celoteh, celetuk kepala negara dan wakilnya plus oknum
pembantu presiden malah memberi contoh. Menabuh gendang agar rakyat menggeliat
mengikuti iramanya. [HaeN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar