Halaman

Senin, 30 Januari 2017

Indonesia Negara Multipilot


Indonesia Negara Multipilot

Ironis binti tragis binti miris, kalau jumlah pendukuk NKRI  urutan ke-4 di dunia, namum secara politis masih tergantung pada negara adidaya, atau negara yang jumlah penduduknya lebih banyak yaitu RRT.

Jangan lengah dan lelah kawan, mata rantai pemberontakan PKI pertama Madiun Affair september1948 dan lanjut kedua G30S PKI 1965, belum putus total.

Pastilah kawan, terlebih negara sponsor makar, kudeta semakin eksis dan berkibar di dunia. Saingan terdekat saat itu “beruang putih” sudah tercabik-cabik. RRT (Republik Rakyat Tiongkok atau Tionghoa) sebagai raksasa yang menggeliat bangun. Menjadi kekuatan ekonomi dunia. Amerika Serikat dengan presiden baru, sudah menentukan sikap terhadap dominasi China.

Mata kuliah pendidikan Pancasila menggariskan bahwa  ada dua aliran ideologi ini melahirkan sistem kenegaraan yang berbeda. Faham individualisme melahirkan negara-negara kapitalis yang mendewakan kebebasan (liberalisme) setiap warga, sehingga menimbulkan perilaku dengan superioritas individu, kebebasan berkreasi dan berproduksi untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal. Sementara faham kolektivisme melahirkan negara-negara komunis yang otoriter dengan tujuan untuk melindungi kepentingan rakyat banyak dari eksploitasi segelintir warga pemilik kapital.

Pertentangan ideologi ini telah menimbulkan ‘perang dingin’ yang dampaknya terasa di seluruh dunia. Namun para pendiri negara Republik Indonesia mampu melepaskan diri dari tarikan-tarikan dua kutub ideologi dunia tersebut, dengan merumuskan pandangan dasar (philosophische grondslag) pada sebuah konsep filosofis yang bernama Pancasila. Nilai-nilai yang terkandung pada Pancasila bahkan bisa berperan sebagai penjaga keseimbangan (margin of appreciation) antara dua ideologi dunia yang bertentangan, karena dalam ideologi Pancasila hak-hak individu dan masyarakat diakui secara proporsional.

Kesenjangan sosial antara segelintir konglomerat, miliarder, orang super-kaya maupun elit politik dengan rakyat papan bawah, warga negara klas kambing, keluarga pra-miskin, penduduk ekonomi sehari, akan menjadi faktor penyubur faham sosialis atau ujung-ujungnya komunis. Komunus tidak sekedar atheis, menjelma menjadi atau bagian dari anti-monotheis.

Apa hubungannya dengan negara multipilot.

Singkat kata, begini jalan ceritanya. Pokoknya jangan salah duga, buruk sangka, keliru tebak kalau sampai pesta demokrasi 2014 adalah merupakan skenario konspirasi negara tirai bambu. Siapa mau dijadikan apa sebagai pertanda dan bukti.

Jangan heran kalau selama ini, banyak pihak tampil tayang dengan aneka kebencian, kenistaan.  Mulai dari ujaran sampai pidato resmi. Banyak pihak memposisikan diri merasa berhak, atau malah merasa paling berhak, untuk mengatur, mengedalikan negara. Begitu saja. [HaeN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar