Indonesia Negara
Multipilot
Ironis binti tragis binti miris, kalau jumlah pendukuk NKRI urutan ke-4 di dunia, namum secara politis
masih tergantung pada negara adidaya, atau negara yang jumlah penduduknya lebih
banyak yaitu RRT.
Jangan lengah dan lelah kawan, mata rantai pemberontakan PKI pertama Madiun Affair september1948
dan lanjut kedua G30S PKI 1965, belum
putus total.
Pastilah kawan, terlebih negara sponsor makar, kudeta semakin eksis dan
berkibar di dunia. Saingan terdekat saat itu “beruang putih” sudah tercabik-cabik.
RRT (Republik Rakyat Tiongkok atau Tionghoa) sebagai raksasa yang menggeliat
bangun. Menjadi kekuatan ekonomi dunia. Amerika Serikat dengan presiden baru, sudah
menentukan sikap terhadap dominasi China.
Mata kuliah pendidikan Pancasila menggariskan bahwa ada dua aliran ideologi ini melahirkan
sistem kenegaraan yang berbeda. Faham individualisme melahirkan negara-negara
kapitalis yang mendewakan kebebasan (liberalisme) setiap warga, sehingga menimbulkan
perilaku dengan superioritas individu, kebebasan berkreasi dan berproduksi
untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal. Sementara faham kolektivisme
melahirkan negara-negara komunis yang otoriter dengan tujuan untuk melindungi
kepentingan rakyat banyak dari eksploitasi segelintir warga pemilik kapital.
Pertentangan ideologi
ini telah menimbulkan ‘perang dingin’ yang dampaknya terasa di seluruh dunia.
Namun para pendiri negara Republik Indonesia mampu melepaskan diri dari
tarikan-tarikan dua kutub ideologi dunia tersebut, dengan merumuskan pandangan
dasar (philosophische grondslag) pada sebuah konsep filosofis yang
bernama Pancasila. Nilai-nilai yang terkandung pada Pancasila bahkan bisa berperan
sebagai penjaga keseimbangan (margin of appreciation) antara dua ideologi
dunia yang bertentangan, karena dalam ideologi Pancasila hak-hak individu dan masyarakat
diakui secara proporsional.
Kesenjangan sosial
antara segelintir konglomerat, miliarder, orang super-kaya maupun elit politik
dengan rakyat papan bawah, warga negara klas kambing, keluarga pra-miskin,
penduduk ekonomi sehari, akan menjadi faktor penyubur faham sosialis atau
ujung-ujungnya komunis. Komunus tidak sekedar atheis, menjelma menjadi atau
bagian dari anti-monotheis.
Apa hubungannya dengan negara
multipilot.
Singkat kata, begini
jalan ceritanya. Pokoknya jangan salah duga, buruk sangka, keliru tebak kalau
sampai pesta demokrasi 2014 adalah merupakan skenario konspirasi negara tirai bambu.
Siapa mau dijadikan apa sebagai pertanda dan bukti.
Jangan heran kalau
selama ini, banyak pihak tampil tayang dengan aneka kebencian, kenistaan. Mulai dari ujaran sampai pidato resmi. Banyak
pihak memposisikan diri merasa berhak, atau malah merasa paling berhak, untuk
mengatur, mengedalikan negara. Begitu saja. [HaeN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar