jangan gubris fakta, makar atau korupsi, bagian integral revolusi mental
Salut kepada pemerintah
periode 2014-2019, berkat ramuan manjur, resep mujarab, rumus ajaib, racikan
cespleng, formula langka yaitu revolusi mental, menjadi bangsa ini tahan banting.
Tak kurang yang berani malu, yang penting pamer bego. Kemanfaatannya, minimal
membuat sibuk K/L yang punya atau nduwé gawé, olah gawé. Bebas dari sangkaan kinerja yang
berujung pada perombakan kabinet kerja.
Korupsi, menurut kamus politik
terkini, adalah perbuatan anak kemarin sore. Jangan tanggung-tanggung. Bagi penyelenggara
negara, khususnya dari petugas partai yang sedang kontrak politik, yang jangkauan
angan-angan ideologi, fantasi syahwat politik dan logika politiknya di atas
rata-rata kawanannya, lebih berorientasi kepada makar konstitusional, yaitu : merebut kekuasaan secara
konstitusional, legal; mempertahankan kekuasaan secara konstitusional, logik
dengan cara politik dinasti, politik sistem famili/keluarga; merebut kembali
kekuasaan secara konstitusional, formal.
Bagi mereka hasil pesta demokrasi
2014, yang periode 2014-2019 sebagai periode kedua atau terakhir, tentu akan
mati-matian unjuk kinerja. Jangan sampai pasca purna bhakti menjadi kapiran,
tak terurus. Bagi yang mengemban amanat pertama kalinya, semangat membara tak
kenal putus asa, agar bisa berlanjut. Memperpanjang masa jabatan ke periode
selanjutnya.
Jadi . . . [HaeN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar