Halaman

Jumat, 20 Januari 2017

dilema revolusi mental, kepentingan rakyat banyak vs kebutuhan segelintir penguasa



dilema revolusi mental, kepentingan rakyat banyak vs kebutuhan segelintir penguasa

Pancasila, khususnya  lewat sila kelima semakin menegaskan bahwasanya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, bermakna untuk menjaga keseimbangan antara kepentingan individu dengan kepentingan masyarakat. Praktiknya juga untuk :
Merawat keselarasan antara kepentingan keluarga dengan kepentingan lingkungan dalam batas teritoral Rukun Tetangga (RT).
Meruwat keserasian  antara kepentingan minoritas dengan kepentingan mayoritas.
Mengawal keharmonisan antara kebutuhan daerah provinsi maupun kabupaten/kota dengan kebutuhan nasional atau NKRI.

Masalah muncul, timbul, menyeruak karena realisasi kepentingan rakyat banyak tidak sesuai dengan selera penguasa. Kebijakan lokal memang acap tidak memihak rakyat. Siapa tahu munculnya kebijakan lokal atas kehendak pihak tertentu. Sebut saja penguasaha yang beringin agar usahanya tidak terganggu atau mengalami gangguan.

Bahkan di tingkat RT maupun RW, kebutuhan pengusaha dapat mengendalikan kebijakan kelurahan/desa, bahkan sampai tingkat yang lebih tinggi. Kesadaran penghuni atas alih fungsi perumahan, tergantung daya pikat Rp. Warga, penduduk, masyarakat yang rentan, rawan, riskan dengan rayuan Rp, selain imannya tergoyahkan, bahkan tega mengorbankan kepentingan orang banyak.

Di tingkat nasional, penerawangan, pengendusan pengusaha atau pelaku ekonomi agar tata niaga semua kegiatannya tidak mengalami ATHG (ancaman, tantangan, hambatan, gangguan), harus bermain mata dengan penguasa.

Ironisnya, yang namanya penguasa selalu identik dengan masa jabatan, periode jabatan. Padahal, jam kerja pengusaha atau pelaku ekonomi, bisa 24 jam dan menerus sampai anak cucu. Akhirnya, sejarah membuktikan kalau pengusaha atau pelaku ekonomi tidak sekedar mampun memesan kebijakan, tetapi bahkan menentukan siapa saja yang patut, layak, pantas jadi penguasa.

Uraian ini mungkin tidak menunjang judul. Tidak masalah kawan. [HaeN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar