merdeka Bung! ora takon mbokdé
Terjadi di era Orde Baru, akhir tahun 80-an, tentunya pak Harto masih
sugeng. Beliau masih gayeng-gayeng-nya
nguras bondo tanpa ampas, tanpa tilas. Licin tandas. Bahkan
tempatnya dijadikan rebutan relawan.penjilatnya, tempat harta karun dijilati
bergotong royong.
Ternyata masih ada yang tersisa. Seorang pemuda, dengan wajah lugu,
menghabiskan waktu duduk di pinggir jalan. Duduk manis seperti ada yang
dinantikan kedatangannya. Tangannya tidak sibuk ngotak-atik HP, karena saat itu
memang belum ada. Tidak merokok, karena gaya hidupnya masih normal, wajar dan
tahu tata susila. Pagi hari saat orang berangkat kerja, sang pemuda tadi sudah
menongkrong di pinggir jalan, berpakaian necis, rambut tersisir rapih belah
kiri. Model anak gaul zaman itu adalah rambut belah kiri. Kalau potongan dan
gaya rambut belah kanan, kuatir dikategorikan copet. Indikasi tukang copet, konon, kalau rambut belah kanan.
Sore orang berbondong pulang, sang pemuda masih setia nangkring dan
nongkrong di tempatnya. Pelalu lalang tidak ambil pusing. Walau pemandangan
saat itu dianggap anéh dan nganéh-nganéhi kata budaya Jawa. Beda dengan zaman sekarang, kalau disepanjang jalan
tidak ada orang anéh yang mejeng, malah dianggap anéh. Jalanan jadi hambar,
senyap dan tak sesuai ciri jalan kota.
Usut punya usut, konon ternyata
sang pemuda tadi ada yang menjanjikan mau jadi wakil rakyat daerah tingkat II
(sekarang tingkat kabupaten/kota). Tidak ada yang tahu, sang pemuda tadi orang
partai atau bukan. Ada yang iseng bilang, mungkin dia punya tengjen (tetangga jenderal). Waktu berjalan
sendiri, mungkin berakhir janji tinggal janji. Sang pemuda tetap teguh dengan
harapannya dengan menunggu, menanti.
Akhirnya, memori daya ingatnya menjadi over dosis. Kalau yang liwat teriak
menyapa : “Ayo Bung!”. Sang pemuda tampak tersadar nyaris histeris. Jangan
coba-coba atau iseng teriak : “Merdeka Bung!” Serta merta, dalam posisi
apa pun sang pemuda menjawab tak kalah
sewot : “ora takon mbokdé”,
Konon . . . .[HaeN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar