Halaman

Kamis, 21 Juli 2016

efek domino revolusi mental, loyalis teroris vs fanatisme ideologi



efek domino revolusi mental, loyalis teroris vs fanatisme ideologi

Pernak-pernik, manik-manik, aksesoris, atribut kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat bangsa Indonesia semakin gemerlap. Penganut ideologi sesaat semakin silau dengan kemilau daya tarik konsumtivisme kursi kekuasaan. Pola lama yang dirasa masih ampuh, manjur dan mujarab dalam menghadapi ‘lawan politik’, pihak yang berseberangan, kelompok anti kemapanan, lebih patriotisme dan heroisme adalah mencegah tangkal gerakan anti Pancasila dengan kombinasi atau resultan gaya hantam kromo Orde Lama dengan aliran kalau tidak bisa dirangkul, akan didengkul Orde Baru.

Gaya dan daya pemain, pelaku, pekerja politik seolah masih menunjukkan persatuan dan kesatuan karena sama-sama sebagai penyekenggara negara. Namum dalam hati terjadi konflik batin, atau antar komponen terjadi perang dingin. Nafsu, syahwat politik yang mengemuka adalah jangan sampai terjegal, terganjal pasal sebelum jatuh tempo. Kalau bisa melaju sampai garis finis dan maju lagi di periode berikutnya.

Jadi, akar semu ideologi bangsa yang merasuk ke hati nurani rakyat Indonesia. Gerakan senyap mencari akar budaya malah menjadikan bangsa ini terjerumus ke bentuk penjajahan ideologi yang kalah kualitas dengan pelaku ekonomi warga keturunan.

Indonesia sedang dilanda musibah akibat dari mempercayai sekaligus mempersenjatai penjajah bertampang pejabat. Ingat semboyan “pejah gesang nderek parpol” [HaeN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar