Halaman

Selasa, 19 Juli 2016

ketika usia kita semakin menyusut



ketika usia kita semakin menyusut

Panjang umurnya . . . .” bagian dari lagu klasik, nyaris kurang mendidik, diadob dari lagu Barat. Cukup akrab di telinga anak manusia. Memasuki tanggal kelahiran setiap tahun, merasa kurang lengkap jika tidak ada acara perayaan.walau kecil-kecilan. Umur tertentu yang menandakan kematangan biologis, atau faktor lainnya layak diperingati. Ybs bisa saja adem-ayem dengan bertambahnya usia, namun bagi orang lain bisa jadi “proyek kemanusiaan”.

Kita tidak hanya terkecoh oleh lagu Barat, tetapi juga terpukau hidup-hidup oleh diet ala Barat yang seolah mampu memperpanjang angka harapan hidup seseorang. Lebih terperdaya lagi dengan formulasi “awet hidup” temuan kalangan kampus Barat, justru terinspirasi oleh  Diet Ala Rasulullah SAW Dapat Perpanjang Usia. Judul ini, pembaca yang budiman, maupun yang berbudi-budi lainnya, dapat kita simak lebih lanjut di berbagai tayangan. Silahkan.  Jangan sampai kita terpikat oleh produk luar, budaya asing atau masukan pemikiran versi Barat. Kandungan lokal Nusantara cukup membuktikan dan menjanjikan.

Saat tafakur di masjid jelang isya’, terdengar marbot berbincang dengan jamaah. Ada yang berujar : “kalau bapak-bapak, punya pengalaman pernah muda, kalau saya cuma pengalaman masih muda”. Langsung dijawab : “Itupun belum tentu bisa sampai tua”. Terdengar sedikit perbincangan agak serius. Menarik, celetuk marbot yang sudah berumur : “Walau saya umur sudah 74 tahun, masih muda. Karena bapak saya dulu meninggal umur 103 tahun”.  Pembicaraan tambah seru, jamaah yang semula jadi pendengar, ikut nimbrung urun rembug.

Tadi pagi liwat penengeras suara masjid dari kampung tetangga, bapak X meninggal dunia usia 80 tahun. Dilengkapi dengan alamat rumah duka serta nama keluarga atau pihak yang berduka.

Konon, yang utama dan pokok adalah bukan umur/usia panjang itu sendiri, melainkan hidup sehat lebih lama. Istlahnya, hidup berkah, menjadi manusia yang bermanfaat bagi sesama umat, sesame hamba-Nya. Bagi umat Islam yang berusia mampu melampaui usia Rasulullah saw, lebih dari 63 tahun (perhitungan kalender hijriah atau kelender masehi), merasa dapat bonus. Kalau boleh sombong, saya termasuk pengikut Rasul yang dapat bonus. Jangan lupa, kelebihan daya tahan Rasul yang saya contoh adalah kalau jalan kaki dengan langkah cepat. Tidak santai, gontai apalagi langkah diseret. Kemanapun jalan kaki, dalam arti sejauh 5-10 km masih berani menempuhnya. Demi usia berkah, jalan kaki pagi untuk kebugaran, jalan kaki siang meningkatkan daya tahan, jalan kaki sore untuk bersilaturahmi.

Tidak salah jika kita merayakan hari kelahiran kita. Bersyukur dengan ridho kedua orang tua yang menjadi ridho-Nya. Bagaimana kita memanfaatkan sisa waktu dan cadangan usia untuk menapak jalan di depan mata, jalan menuju kampung akhirat. [HaeN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar