Halaman

Minggu, 03 Juli 2016

bangkai reformasi masih bernilai politis



bangkai reformasi masih bernilai politis

  Jika Orde Lama identik dengan Bung Karno, sang Proklamator, tak mau kalah gengsi penguasa tunggal Orde Baru, bapak pembangunan, jenderal besar Soeharto. Fakta sejarah yang tidak bisa dimanipulir. Hebatnya, aroma irama denyut nadi bangsa pasca Reformasi 21 Mei 1998 ditentukan oleh kinerja otot dan otak kawanan parpolis Nusantara. Alih kepemimpinan nasional secara seremonial kenegaraan mulus saat SBY ke Jokowi.

Alih kepemimpinan nasional ke SBY sebagai bukti otentik bahwa otak politik manusia Indonesia sudah kadaluwarsa, perlu turun mesin. Kalau ybs dipaksakan jalan terus, bahkan terbukti di periode 2014-2019, tampilnya ybs sebagai presiden senior semakin membuktikan mengandalkan otot politik.

Tradisi ruwatan politik harus dipersiapkan jelang alih kepemimpinan nasional periode berikutnya. Kutukan politik harus dimusnahkan, jangan sampai menghantui generasi atau periode berikutnya. Jika selama ini sesaji politik atau sajen politik menjadi karakter sisa-sisa semangat dan jiwa reformasi, tak ayal kita akan terjebak pada kemelut, konflik politik tanpa wujud.

Tiadanya tokoh politik semangkin menjadikan bangsa ini harus berjuang sendiri menentukan nasib, perjalanan hidup dan masa depannya. Wallahu a’lam bisshawab.[HaeN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar