Halaman

Rabu, 20 Juli 2016

Alhamdulillah, hari ini telah Kau genapi usiaku

Alhamdulillah, hari ini telah Kau genapi usiaku

Waktu selalu berlalu dan tak akan kembali. Perjalanan hidup adalah perjalanan waktu. Lahir di muka bumi ini berkat dan arena ridho-Nya. Betapa perjuangan orang tua, terutama ibuku mengasuh aku sebagai bayi lahir 7 (pitu) bulan dengan BB <2 kg. RS Panti Rapih Yogyakarta, depan rumah tinggal orang tuaku, saat itu tahun 1952 belum tersedia incubator.

Yogya bulan Juli dikenal dengan musim bediding, dingin malam mampu menggigilkan badan. Pengganti incubator, ibu mendekapku. Kondisi fisikku yang realtif mungil, mulut tidak mampu menetek ASI. Bantuan pompa penghisap ASI, aku masih bisa menikmati asupan gizi, nutrisi yang diproses tubuh ibuku.

Kini, enam puluh empat tahun kemudian, masih terasa betapa ibuku yang sudah bermukim di kampung akhirat, seperti tetap menjagaku, merawatku. Terlebih jika penyakit asma kambuh. Nafas berat, tersengal, ada lagu “ngik-ngok”, seperti ada sentuhan tangan ibu. Air mata membasahi mataku.

Ibu, lagi opo bu? Bapak endi bu?”. [HaeN] 20 Juli 1952 – 20 Juli 2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar