Alhamdulillah,
hari ini telah Kau genapi usiaku
Waktu
selalu berlalu dan tak akan kembali. Perjalanan hidup adalah perjalanan waktu.
Lahir di muka bumi ini berkat dan arena ridho-Nya. Betapa perjuangan orang tua,
terutama ibuku mengasuh aku sebagai bayi lahir 7 (pitu) bulan dengan BB <2
kg. RS Panti Rapih Yogyakarta, depan rumah tinggal orang tuaku, saat itu tahun
1952 belum tersedia incubator.
Yogya
bulan Juli dikenal dengan musim bediding, dingin malam mampu menggigilkan
badan. Pengganti incubator, ibu mendekapku. Kondisi fisikku yang realtif
mungil, mulut tidak mampu menetek ASI. Bantuan pompa penghisap ASI, aku masih
bisa menikmati asupan gizi, nutrisi yang diproses tubuh ibuku.
Kini, enam
puluh empat tahun kemudian, masih terasa betapa ibuku yang sudah bermukim di kampung
akhirat, seperti tetap menjagaku, merawatku. Terlebih jika penyakit asma
kambuh. Nafas berat, tersengal, ada lagu “ngik-ngok”, seperti ada sentuhan
tangan ibu. Air mata membasahi mataku.
“Ibu,
lagi opo bu? Bapak endi bu?”. [HaeN] 20 Juli 1952 – 20 Juli 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar