Halaman

Selasa, 20 Agustus 2019

tindak tanduk setan nusantara bertanduk


tindak tanduk setan nusantara bertanduk

Umbul berupa selembar kertas agak tebal, satu sisi berisi gambar tokoh wayang sampai makhluk halus. Salah bentuk sarana pembelajaran, pengenalan yang mungkin agak beda dengan tujuan pendidikan nasional berencana. Sebagai alat permainan anak-anak yang harga terjangkau. Belum banyak pilihan saat itu.

Namun sebagai bahan edukasi yang sederhana cukup berdampak. Anak-anak sadar dengan aneka watak manusia. Atau ada makhluk lain selain manusia yang huni di alam lain yang berjimpitan dengan alam manusia. artinya, mahkluk halus tadi bisa bersarang di tubuh manusia.

Tidak ada batas gender, warna bulu jenis kelamin dan sejenisnya. Laku  atau pelaku LGBT belum dikenal. Kendati ada tokoh wayang lelaki gemulai, tulang lunak. Sebaliknya, tokoh wayang perempuan yang berangasan. Doyan apa saja. Disebut raksesi, lumrah. Tapi bak ksatria namun angkara murka.

Sepertinya malah menyimpang dari judul. Kebanyakan pembuka, alenia pengantar.

Dari sekian perwujudan makhluk halus, tanpa ada pembanding dengan umbul versi lain. Sejalan dengan adat Jawa yang berasal, berbasis animisme, dinamisme, ternyata banyak jenis setan. Tak terkecuali ada ilustrasi setan perempuan. Lupa, simbol, lambang, atribut  kewanitaan apa yang dipakai. Rasanya, mereka digambarkan bertanduk, ujung ekor seperti ujung panah, membawa tombak mata tiga dan sebagainya. Agak rancu dengan setan dari negara maju ynag bermarkas di tanah. Beda jauh dengan alat yang dibawa. Malah pakai tutup kepala.

Kata mbah-mbah, setiap zaman sesuai dengan setan-nya. Artinya, setiap zaman akan ada setan yang sesuai dengan watak penguasa. Bahkan seorang penguasa bisa menguasai lebih dari satu watak setan. 

Jadi kalau membuat umbul gambar setan, bisa berepisode. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar