Halaman

Jumat, 02 Agustus 2019

adab nusantara terjebak lorong waktu tak berujung


adab nusantara terjebak lorong waktu tak berujung

Kendati budaya nusantara tak sebegitunya mempercayai hukum sebab akibat. Ternyata malah lebih. Percaya dengan proses alam. Kejadian yang akan datang merupakan efek dari fakta sekarang.  Masalahnya, bagaimana menjayikan kondisi terkini yang secara aklamasi masuk zona hijau.

Dalam hitungan detik, watak manusia rawan perubahan. Sentuhan dunia menjadikan anak bangsa pribumi nusantara kian serbatéga. Tolok ukur manusia kuat adalah mampu tangan kanan menunjuk tangan kiri sebagai penyebab lambat kerja. Tangan kiri sigap membalas dengan acungan ibu jari ke bawah.

Saat harus bertepuk tangan, menjadi ajang adu kuat antar telapak. Unjuk diri siapa pailing kuat mengeluarkan suara tepukan. Tolok ukurnya tampak pada wajah girang siempunya tangan.

Akhirnya, peradaban bernegara menjadi persaingan bebas antara kaki kanan dengan kaki kiri. Saling mendahului menuju kursi yang sama. Sulit dikisahkan betapa kinerja koalisi anggota tubuh membentuk persekutuan kaki-tangan. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar