fa(k)tamorgana
rezim penguasa nusantara, berdiri paling depan vs duduk paling tinggi
Satu episode dengan
beberapa sutradara. Adegan olok-olok politik meningkat menjadi saling libas
antar koalisi pro-penguasa. Adu kuat, kaya, kuasa memperebutkan kursi yang
sama. Kursi nasional siap dilelang atau penunjukkan langsung. Nusantara sudah
tak ada harganya.
Perimbangan
antara pro-kontra dari masyarakat dalam
menyikapi periode babak akhir penguasa.
Jika ada capres 03, dipastikan unggul. Jadi, pemilih 01 membiarkan ybs
merasa banyak jasa lupa dosa. Dibiarkan menumpuk plus memupuk dosa politik demi
memuaskan pihak. Artinya, hak milik persepsi positif dengan pertimbangan
bersih-bersih negeri.
Pemilih 02, jelas
karena tahu betul siapa di balik 01. Masih ada harapan pada 02 untuk meredam
dampak politik. Jangan sampai sejatinya manusia politik lokal hanya akan
menjadi penonton dalam laga pesta demokrasi nusantara 2019.
Bauran, sinergitas antara karakteristik konten
‘politik lokal’ yang sarat adab guyub rukun berpadu dengan sentuhan kemajuan teknologi, bukan pasal sederhana. Anak
cucu pewaris ideologi Sengkuni, merasa di atas kertas. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar