nusantara
bak panda merah bertaring
Binatang,
hewan panda yang didatangkang langsung dari negeri asalnya. Di nusantara
langsung mampu menyesuaikan diri, menempatkan diri, memposisikan diri. Cuma keseringan
sibuk cek status, nonton drama politik, aktif berolok-olok politik, akhirnya
mampu melampaui karakter manusia politik asli, lokal nusantara.
Bukan
pertama kali kejadiannya. Karena nenek moyang “panda merah” menjadi mitra utama
penjajah Belanda. Sejarah peradaban berkemajuan diwarnai sepak betulan, dengan
jurus pukau, pikat. Daya dagang yang memang tak kenal malu, berani berkeringat,
ahli silat lidah akhirnya menjadi manusia ekonomi yang mempu merajai nusantara.
Jangan
salahkan jika anak bangsa pribumi nusantara, putra-putri asli lokal daerah,
boemi poetra, loyalis penguasa sampai anak cucu ideologis ajaran “panda merah” tetap eksis. Entah
apa yang tersisa dari sosok nusantara. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar