pergeseran
patahan kaki singgasana durjana nusantara
Babakan
wayang Jawa mepadupadankan, mengoplos, mengkanibal, mengkoalisikan antara kisah
Ramayana dengan kisah Bharatayudha. Hasilnya sesuai pesanan lunas uang muka.
Produk sampingan atau bebas sensor malah ngetop. Mengalahkan kejadian
sebenarnya. Berlanjut tanpa batas waktu yang ditetapkan.
Angin
surga masih berpihak pada tekanan kuat. Propaganda, promosi, provokasi awak
media jual jasa penebar, penabur berita di balik derita. Kebijakan penguasa
berlanjut, sampai kehabisan daya, akal, energi. Akhirnya, diri sendiri
dijadikan jaminan, agunan, barang taruhan.
Saat
kita lelap, kaki nyamuk mampu mengusik. Reaksi spontan terbukti pada sprei.
Atau bukti nyata pada kulit badan. Efek domino mulai pagi hari. Malas bangun
pagi. Lelah belum musnah. Mata memerah masih membara.
Begitulah
alam nusantara yang tak pernah tidur. Peka, peduli, tanggap dan reaksi cepat
atas tindak merugikan alam. Ada pihak yang mau mengusik stabilitas ketahanan,
keamanan, kemandirian, kedaulatan wibawa negara, serta merta akan main gebuk
tanpa rembuk.
Ada
anasir, unsur luar yang mau mengkhianati kepercayaan rakyat, apa lacur
terlanjur sudah dipilih, dipercaya. Tinggal tunggu tanggal mainnya. Alam lebih tahu,
terbuka dan tak kenal kompromi. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar