peng-kurban-an
manusia politik demi nikmat dunia
Konon, malaikat Raqib sang
pencatat amalan umat manusia, acap bersaing dengan kinerja malaikat Atid dengan
spesifikasi siap tayang cikal bakal dosa umat manusia yang sama. Maksudnya,
pada manusia politik yang banyak bertebaran di nusantara, dua malaikat tadi
memang sigap 24 jam.
Teguh dengan pasal tugas, fungsi
dan wewenangnya. Soal catat-mencatat memang tampak sepele. Meskipun amal atau
sebaliknya, meskipun sebesar dzarrah. Niat manusia politik terdeteksi sejak
awal aktif sebagai pelengkap penderita sampai yang berstatus petugas partai. Soal
ada niat terbarukan, hanya ybs yang tahu.
Niat harian manusia politik, demi
raihan hari ini. Bukan pada hari ini makan apa. Tapi sudah masuk kategori ‘siapa
lagi yang bisa disantap’. Pakai pasal kalau tak téga maka akan ditégain orang
lain. Bahkan kawan separtai pun sigap saling jagal-menjagal, jegal-menjegal.
Pegangan atau susah hidup manusia
politik adalah yang ada hari ini. Sedikit besok pagi. Soal nanti jadi urusan
nanti. Belum balik modal, rancang lanjut ke periode kedua atau turun strata. Jangan
kepalang tanggung, pakai modal global untuk membeli suara. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar