habis
gelap muncul suram
Rakyat
seolah tak punyak hak gugat atas aneka kejadian di nusantara. Khususnya biang
kejadian adalah manusia. Minimal, manusia dan atau orang layak diduga mempunyai
andil sebagai pemacu, pemicu. Namanya saja biang onar, biang kerok.
Jangan
bayangkan preman berdasi – bukan dasi kupu-kupu – menjadi biang segala biang. Pakai
setelan jasa lengkap, komplit dengan tutup kepala. Dukungan ahli tukang ‘amin’
menjadikan dirinya menjadi menjadi-jadi. Kebal hukum karena yang menentukan
ketetapan hukum bersama koalisinya.
Ternyata
ada praktik dari sisin lain wakil-rakyat. Jelang habis 2014-2019 melakukan uji
coba. Apakah kinerjanya mampu “menyengat” pihak yang diharapkan. Atau ada efek,
dampak, risiko yang tak terperhitungkan sejak kontrak politik. Sepertinya,
memang tenaga dalam tak mampu bermain sampai babak final. Babak pertama saja
sudah kehabisan daya dan gaya.
Tahu sama tahu, akan
dihadapkan pada menu: pailit, bangkrut, puso, gulung tikar, dipetieskan, dikandangkan
atau . . . . [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar