Halaman

Jumat, 02 Agustus 2019

lima waktu berharap jumpa Tuan Rumah


lima waktu berharap jumpa Tuan Rumah

Ketika khalwat Muhammad di gua Hira yang sebagai titik awal kerasulan. Sebagai pasal atau ikhwal bagaimana umat Islam membawakan diri di hadapan-Nya. Kini, masjid menjadi ‘gua Hira’ yang multimanfaat. Di mana pun bumi kita pijak, kita injak, disitulah kita tetap ingat Allah swt.

Mendatangi rumah-Nya jauh waktu sebelum panggilan-Nya. Ambil posisi shaf pertama. Sibukkan diri dengan sibuk menghadirkan diri. Tak perlu ngapa-ngapain. Cukup duduk manis. Mengkerdilkan diri. Menatap diri sendiri yang secara sadar penuh rasa rendah diri.

Berharap dengan penuh harap. Hubungan religi antara aku sebagai makhluk ciptaan-Nya dengan Dia Yang Maha Pencipta. Tak mungkin Allah swt menyia-nyiakan hasil cipataan-Nya. Sebaliknya, justru manusia yang. Ketika manusia menghadapi kondisi yang tak diharapkan, terbelit keadaan yang tak mengenakkan, terlibat fakta yang menjengkelkan, bukan menjadi sarana ingat Allah swt.

Jangan berharap muncul jamuan sambil menunggu keluarnya Tuan Rumah. Apalagi yang menyajikan hidangan adalah bidadari bagi kamu adam. Pasti masjid atau Rumah Allah selalu membludak. Daftar antrian mampu mengalahkan calon haji.

Kian ‘masyuk’ jelang detik terakir panggilan-Nya, azan. Sigap posisikan diri sebagai mahluk sosial dalam ikatan ukhuwah. [HaèN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar