generasi pribumi nusantara pulang pagi, telat makan vs
cepat lapar
Komunitas masyarakat berdasarkan teritorial sampai bangsa. Adab
bermasyarakat ditentukan daya serap TIK. Doeloe, rumah ber-AC sebagai simbol
status sosial. Ketika motor bukan lagi simbol status. Beralih ke timbulan bak
sampah rumah tangga. Kemasan jajanan yang atraktif, dos berlogo. Pesan antar
gojek daring. Dibiarkan nangkring nongkrong berhari-hari. Tak terhitung gelas
plastik bukan isi air mineral, lengkap tutup dan sedotan.
Lompatan jauh ke depan. Masuk tatanan berbangsa dan bernegara. Dipatok seabad
nusantara merdeka, 2045. Tujuan masyarakat adil, makmur, sejahtera dan
Indonesia total. Untuk itu perlu wujud nyata politik kreatif nusantara. Yang dimaksud
dan diharapkan adalah perwujudan nilai tambah, nilai jual dari suatu ide atau
gagasan kekayaan intelektual ideologi yang mengandung keorisinalan, lahir dari
kreativitas intelektual manusia, berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi,
keterampilan, serta warisan budaya.
Secara operasi khusus vs khusus operasi, untuk penetapan politik kreatif
nusantara dikawinsilangkan dua pendekatan, yakni top-down dan bottom-up.
Proses top-down dilakukan dengan cara menetapkan prioritas sesuai dengan
kebutuhan makro, global dan tantangan lokal periode II penguasa lanjutan.
Sebaliknya pendekatan bottom-up diterapkan dengan menyimak potensi
kekuatan dan sumber daya, daya tahan bangsa yang ada mengacu pada data riil
tahun politik 2018-2019 sebagai pola dasar.
Kesenjangan paham politik yang masih tinggi antar manusia politik. Terutama
soal pemahaman dan sadar diri tentang kesehatan dan gaya hidup sehat. Pola ini
masih standar, menjadi tantangan utama
dalam pengatasan konflik politik, penyakit politik, bencana politik.
Mewujudkan generasi stabil jiwa raga saja sudah lebih dari cukup. Sigap laga
di kandang lawan. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar