nusantara besar ujaran daripada
fakta
Sebagai
bangsa yang ahli mengedepankan akal. Maka segala perkara kehidupan berbangsa, bernegara
bisa dipasalkan. Rambu-rambu lalu lintas menjadi multimanfaat di tangan
ahlinya.
Maka
daripada itu, setiap pergantian pemimpin meninggalkan utang. Agar utang terasa
nyata, selain masa jabatan diperpanjang. Pastikan sumber utang luar negeri bertambah.
Agar pembangunan nasional segera terwujud dan bermanfaat.
Ketika
bangsa ini dibangun dari kata per kata. Agar sejajar dengan bangsa lain di
pentas dunia. Kecerdasan anak bangsa pribumi nusantara diukur dari
produktivitas olok-olok politik. Dilanjutkan dengan semboyan, jargon yel-yel,
slogan yang seolah tampak heroik komplit, nasionalisme total, pancasilais
sejati serta Indonesia luar-dalam.
Ahli
bahasa tulis maupun pakar bahasa tutur berlomba adu susun, hadirkan kata dan atau
kalimat pembangkit semangat, pengungkit selera dan sekaligus penjaga martabat
bangsa. Wajar, semangat proklamasi memang sarat kata. Semisal, merdeka atau
mati! [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar