sisa
waktu di dunia, mau apa lagi
Waktu
di genggaman orang alim beda makna dengan di telapak ahlinya. Orang bijak
berujar ringan, waktu ada 3 (tiga). Waktu yang baru saja liwat, waktu saat ini
serta waktu yang akan datang. Bisa diterapkan pada detik, hari sampai abad. Suka-suka
yang makai. Bebas tanpa sanksi moral.
Hanya
perlu tahu. Perlu diketahui tanpa perlu berpikir sejenak pun. Pertambahan waktu
konsisten dengan ketaatan matahari. Ibarat tubuh, detak jantung pertanda yang
empunya masih ada. Diam diri kita, tak berpengaruh pada pola kerja waktu. Tak ada pasal kompromi, toleransi.
“Demi
waktu . . . , firman Allah swt yang tersurat di Al Qur’an, menyiratkan betapa
waktu sedemikiannya. Semua kejadian terkait waktu. Lama waktu menentukan proses
kehidupan umat. Bijak menyikapi kontribusi waktu. Antar waktu jangan main
tunggu. Serial waktu dengan aksi sibuk paralel.
Ancaman,
tantangan, hambatan, dan gangguan sesuai dengan situasi dan kondisi ybs. Maka daripada
itu, jika tidak waspada maupun swapada. Mau apa lagi. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar