watak ganda terselubung umat Islam
Belum dimintai bantuan, sudah menyatakan
ketidaksediaan untuk menolong. Pasang kuda-kuda
sigap diri tidak sedia memberi
pertolongan. Beberapa jam sebelumnya, atau lain waktu, sudah ada kontak
liwat HP. SMS yang kukirim tidak dibalas. Secara awam, jika tidak dibalas pasti
ybs sibuk atau tidak mengganggap penting. Atau saat terima sms-ku, sedang urus kepentingan
lain yang lebih penting. Demikian awal bermulanya.
Saat jumpa, beda hari karena jarak lokasi dan
waktu tempuh. Memanfaatkan waktu sambil jumpa berdiri. Santun kupancing ikhwal
kemarin. Di luar dugaan, jawaban yang meluncur bak kantong sampah yang bedah.
Akhirnya, kuambil sikap diam. Seolah memposisikan diri sebagai pendengar yang
setia.
Padahal, ybs skala keislamannya jauh di atas rata-rata lokal. Berkat akrab – bukan salah gaul – menjadi anak
asuh jin, iblis, setan yang membuainya. Membisikkan berita masa depan. Merasa
sebagai pelaksana tugas sang pembisik. Merasa mampu melihat noda hati orang
lain. Paling pailit, merasa dirinya dibutuhkan. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar