ketika revolusi mental
kehabisan tepuk tangan penggemar
Kata mbah dukun, nasib revolusi mental
diuntungkan karena pemimpin besar revolusi mental, dianggap sebagai penjelmaan
kembali pemimpin besar revolusi. Nasib baik berikutnya, karena mendapat
dukungan formal K/L/D/I secara nasional. Diterjemahkan secara nyata kewujud
program/kegiatan tahunan selama periode Jokowi-JK.
Kata mbah dukun, apa yang dibutuhkan rakyat
selalu berubah. Khususnya karena rakyat mandiri, berdikari, berikhtiar dengan
segala daya yang di tangannya. Tangan dan otak didayagunakan sehari-hari. Tidak
mengandalkan belas kasihan negara. Tidak berharap banyak dari jasa wakil
rakyat. Tidak memimpikan munculnya rasa prihatin dan rasa iba pihak-pihak
tertentu, yang malah menggunting dalam lipatan dalam.
Kata mbah dukun, perubahan pada diri rakyat
karena sifatnya mendasar, tanpa komando dari atas. Rumus kehidupan diangkat
dari kisah nyata. Rakyat sudah terbiasa makan dari hasil keringat sendiri.
Tidak mengharapkan fasilitas negara, tidak membayangkan akan dapat pengampunan
pajak wong miskin. Asap dapur tetap mengepul sehari sekali, sudah merupakan
nikmat hidup. Mangan ora mangan sing
penting ojo dicaplok wong liyo, menjadi semboyan hidup.
Kata mbah dukun, mulut manusia cuma satu,
tetapi bisa menelan diri sendiri. Tangan manusia ada dua, jangan sampai
mencekik leher sendiri. [HaeN].
Tidak ada komentar:
Posting Komentar