Halaman

Rabu, 27 April 2016

ketika revolusi mental kehabisan tepuk tangan penggemar

ketika revolusi mental kehabisan tepuk tangan penggemar

Kata mbah dukun, nasib revolusi mental diuntungkan karena pemimpin besar revolusi mental, dianggap sebagai penjelmaan kembali pemimpin besar revolusi. Nasib baik berikutnya, karena mendapat dukungan formal K/L/D/I secara nasional. Diterjemahkan secara nyata kewujud program/kegiatan tahunan selama periode Jokowi-JK.

Kata mbah dukun, apa yang dibutuhkan rakyat selalu berubah. Khususnya karena rakyat mandiri, berdikari, berikhtiar dengan segala daya yang di tangannya. Tangan dan otak didayagunakan sehari-hari. Tidak mengandalkan belas kasihan negara. Tidak berharap banyak dari jasa wakil rakyat. Tidak memimpikan munculnya rasa prihatin dan rasa iba pihak-pihak tertentu, yang malah menggunting dalam lipatan dalam.

Kata mbah dukun, perubahan pada diri rakyat karena sifatnya mendasar, tanpa komando dari atas. Rumus kehidupan diangkat dari kisah nyata. Rakyat sudah terbiasa makan dari hasil keringat sendiri. Tidak mengharapkan fasilitas negara, tidak membayangkan akan dapat pengampunan pajak wong miskin. Asap dapur tetap mengepul sehari sekali, sudah merupakan nikmat hidup. Mangan ora mangan sing penting ojo dicaplok wong liyo, menjadi semboyan hidup.

Kata mbah dukun, mulut manusia cuma satu, tetapi bisa menelan diri sendiri. Tangan manusia ada dua, jangan sampai mencekik leher sendiri. [HaeN].

Tidak ada komentar:

Posting Komentar