Halaman

Kamis, 21 April 2016

dampak emansipasi dan cikal bakal koruptor-wati

dampak emansipasi dan cikal bakal koruptor-wati

Sesuai lagu bahwa ayam betina berkotek-kotek ketika akan bertelur dan semakin heboh kotekannya ketika sudah bertelur. Beda dengan unggas atau hewan lain yang bertelur. Bahkan ada yang sembunyi-sembunyi mencari tempat tersembunyi untuk bertelur. Sekali bertelur, puluhan butir bahkan lebih, sang induk atau binatang betina tetap tanpa suara. Sudah kodrat masing-masing binatang.

Dikehidupan manusia, kaum hawa, perempuan, wanita atau sebutan lainnya, tak ada kaitan antara diam dengan prestasi. Tuntutan profesi menyebabkan harus banyak bicara, buka mulut, silat lidah, bedah argumen, jual suara. Tuntutan profesi pula yang menyebabkan harus cekatan, cepat, cerdas mengunakan tangan. Olah otak tidak kalah ulung dan tidak kalah unggul dengan kaum adam, pria, lelaki. Mampu bersaing disegala bidang profesi, keahlian dan mata pencaharian.

Polwan menunjukkan gender wanita untuk sebutan polisi. Beda dengan sukarelawan, karena dipakai kata sukarelawati. Kita terkadang terjebak, salah kaprah dengan akhiran ‘wan’ dan ‘wati’, karena tidak melulu menunjukkan gender. Yang namanya Wawan, pada umumnya cowok. Begitu sebaliknya, yang nama Wati, dipastikan cewek.

Emasipasi di zaman pasca Reformasi, ada sistenm kuota perempuan dalam pengurus partai politik, ada “jatah” kuota perempuan di parlemen atau wakil rakyat di Senayan. Ironisnya, ada pihak ada yang mempraktikkan kuota perempuan di jabatan kepala negara. Walau hanya duduk manis dibelakang layar.

Indonesia bangga saja sampai bangga banget pernah punya wakil presiden perempuan, bahkan presiden perempuan. Mengacu sistem kuota perempuan dalam negara, sebagai penyelenggara negara, berkorelasi dengan sepak terjang, tingkah laku yang nyerempet bahaya, bahkan menerjang aturan hukum. Bahkan lebih dahsyat, bisa mengeluarkan aji-aji mendadak alim, mendadak lupa.

Kita sudah lupa ada berapa koruptor-wati yang lahir dari rahim partai atau kandungan lainnya. Ironisnya cikal bakal koruptor-wati apa tidak belajar dari sejarah. Salah! Mereka sudah mempelajari langkah demi langkah pendahulunya, cuma nasib apes berkata lain. Kurang terendus awak media massa tentang cikal bakal teroris-wati. [HaeN]





                                                          

Tidak ada komentar:

Posting Komentar