Indonesia
terjebak dan terjerat kubangan politik kedaluwarsa
Agar satu bahasa, satu
pengertian tentang apa itu yang disebut ‘kedaluwarsa’.
Kita buka Kamus Tesaurus Pusat Bahasa,
Depdiknas 2008, ternyata ada lema ‘kedaluwarsa’, yaitu :
kedaluwarsa n basi, habis tempo, habis waktu, jatuh tempo, jatuh waktu,
klise (cak), kuno, lama, tua, usang
Agar sepakat dalam hati, untuk menghindari kerancuan, kita
simak Kamus Bahasa Indonesia, Pusat
Bahasa, Depdiknas 2008, menjelaskan makna lema ‘kedaluwarsa’ adalah :
kedaluwarsa a 1 kasip; terlambat; tidak model lagi (baju, kendaraan, dsb); tidak sesuai
dng zaman; 2 Huk habis tempo; sudah lewat (habis) jangka waktunya (tt tuntutan dsb); 3 terlewat
dr batas waktunya (tt makanan): makanan – berbahaya bagi kesehatan;
Fakta sejarah pasca Reformasi, banyak kejadian perkara
politik yang membuktikan bahwa kawanan parpolis mengidap penyakit buta politik
yang akut. Kendati tidak ditulis secara gamblang, namun malah menjadi tanda
tanya. Faktual dan aktual presiden RI kelima, sangat yakin jelang akhir jabatan
sebagai wapres dan bersambung sebagai presiden di periode 1999-2004, akan
memperpanjangan jabatan liwat pilpres.
Antara keyakinan politis dan ambisi politiknya ybs tidak
bisa membedakannya. Dengan modal sukses dan rekam jejaknya, merasa layak untuk
terus jadi presiden yang utuh selama lima tahun. Syukur, bisa berlanjut ke
periode berikutnya, begitu bunyinya. Nilai jualnya memang tidak ada yang mampu
menandingi, menyaingi apalagi melangkahinya. Tidak bisa disebutkan satu-persatu
di blog ini. Tentunya nilai jual yang dibanggakan dan menjadi andalan.
Fakta sejarah pesta demokrasi yang berisi pileg dan pilpres di
tahun 2004 dan 2009, membuktikan bahwa presiden RI kelima kalah pamor dengan
bekas pembantunya (pembantu presiden).
Fakta sejarah periode 2004-2009 dan 2009-2014 menunjukkan
bahwa logika politik, akal politik, naluri politik, syahwat politik ybs
bukannya beku, tetapi jalan di tempat. Angan-angan politik dan ambisi
politiknya melambung tinggi ke angkasa Nusantara. Memang enak duduk manis
selama dekade, satu dasa warsa, memendam dendam politik. Merasa dirinya
dizalimi oleh zaman. Merasakan pengapnya pingitan politik.
Fakta searah periode 2014-2019, apa pun yang telah dan akan
terjadi, akibat dari resep dan ramuan politiknya yang sudah kedaluwarsa. Obat “revolusi
mental” malah memperparah keadaan dan kondisi bangsa dan negara. Tetapi ybs
tetap tenang adem-ayem binti tambeng, berkipas-kipas, “masa bodoh koq mau saya bodohi”,
dalam hatinya. [HaeN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar