Halaman

Rabu, 02 Maret 2016

anatomi revolusi mental dan gerakan senyap tipikor penyelenggara negara

anatomi revolusi mental dan gerakan senyap tipikor penyelenggara negara

Penerawangan serta pengendusan Joko Widodo dengan gaya wong Jawa,  tujuan khusus bermaksud mengubah pola mental orang Indonesia yang cenderung percaya diri melebihi dosis dan daya probadi dalam menghadapi kenyataan dan tantangan dunia. Jokowi mengetengahkan niat baiknya untuk mentransformasi masyarakat, yang disebutkan resep dan ramuan mujarab yaitu “Revolusi mental, dari gaya negativisme menuju gaya positivisme”. Logikanya, revolusi mental dapat memenuhi visi yang dia namakan “Jalan Perubahan untuk Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian”.

Aroma irama yang terserap selama menimba dan menuntut ilmu di kampus UGM Yogyakarta, menjadikannya bisa berada dimana saja. Mampu bekerja dengan apa saja. Dapat menjalankan perannya, berkawan dengan siapa saja. Disiplin ilmu bukan sekedar bukti adminstrasi akademis, tetapi melatih cara berfikirnya. Terbukti, dengan penguasaan ‘Ilmu Hutan’, Jokowi dengan yakin bisa momong dan ngemong berbagai makhluk politik di belantara syahwat politik Nusantara.

BERDAULAT. Menghadapi serudukan dari segala arah, Jokowi sudah punya jurus jitu. Cukup  dengan menundukkan kepala ke biang seruduk, aman. Biang seruduk merasa tersanjung hidup-hidup, sampai hidungnya kembang-kempis. Biang seruduk merasa selalu di atas angin, jauh mengembara di awang-awang.

MANDIRI. Di “hutan politik Nusantara”, banyak berkeliaran makhluk yang siap menerkam dari dalam. Mereka kalau tidak menghujat dipastikan akan menjilat. Setiap rimba pasti ada raja hutannya, setiap parpol banyak buayanya. Jokowi dalam kepungan buaya KP3 serta siap diterkam serigala liar jika keluar dari habitatnya. Lengah sedikit bisa didongkel dari samping, oleh ban serepnya.

BERKEPRIBADIAN. Macam apa pula ini? Kalau tabungan pribadi, rumah pribadi, kendaraan pribadi sampai perusahaan pribadi menjadi idaman, impian dan sasaran semua insan yang berakal sehat sekalipun. Tak heran, kawanan parpolis di seputar Jokwo sudah terang-terangan menunjukkan kepribadiannya tanpa tedeng aling-aling, tanpa malu, tanpa sungkan dengan diri sendiri. Menjadi tersangka dalam kasus tipikor, itu masalah sedang sial, apes.

Lengkap sudah, pengembaraan batin Jokowi dalam menyisiati sepak terjang para kawanan parpolis yang seolah “pejah gesang” siap masuk penjara, karena kasus tipikor maupun kasus lainnya. [HaeN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar