revolusi mental
versi mobkas
TANGAN
PERTAMA. Mau tak mau, pengendusan, perenungan, penerawangan Joko Widodo
(Jokowi), dengan modal ilmu kehutanannya, bisa memprakirakan mental perilaku
pelaku kawanan parpolis di periode 2014-2019. Resep dan ramuan revolusi mental
menjadi bahan jualan utama Jokowi. Jangan heran, mengapa terkekehnya Jokowi,
saat jadi gebernur DKI Jakarta dan terlebih saat menjabat presiden RI, seperti
bukan meremehkan manusia lain. Jokowi terheran sendiri, ilmu coba-cobanya
ternyata terbukti.
BODI
LURUS. Skenario Jokowi untuk menjalankan revolusi mental di tangan pembantunya,
dengan modal bak menadah durian runtuh, atau bak berjuang tanpa keringat,
semakin membuktikan langkah caturnya. Bahasa Jawa-nya memakai cara nylondoh.
Pihak yang terbuai kursi kekuasaan, semakin berkacak pinggang. Jokowi tinggal
pijat tombol, revolusi mental langsung tersalur gratis. Perjalanan revolusi
mental selalu di jalan lurus, di jalan yang benar. Tanpa ada yang berani
menyalip.
CAT
MULUS. Namanya saja perjuangan tanpa keringat. Mengandalkan jasa kakek
moyangnya, tinggal tangan tengadah. Revolusi mental menjadi acara kenegaraan,
seremonial. Paparan, tayangan berbagai modul revolusi mental bagi penyelenggara
negara, masuk telinga kiri, keluar melalui telinnga kiri. Atau tanpa proses
pengendapan, langsung keluar. Utamakan tampilan luar, biar disangka pro-rakyat
yang compang-camping. Semakin dielus, mentalnya semakin menujukkan akal bulus. Ngranyak,
nglunjak, sindir wong Jawa.
SUARA
MESIN HALUS. Buatan manusia, apa saja bisa direkayasa, dimanipulir. Tepuk
tangan, teriak yel-yel penggembira lebih berisik dibanding suara isi hati
penyelengara negara dari unsur kawanan parpolis pro-pemerintah dan sisanya.
Jangan dikira KP3 adem-ayem, justru sedang terkontaminasi perang batin. Asas di éra mégatéga yang sesak, padat, masif dengan berbagai elemen mégakasus
menjadikan mereka serbatéga, multitéga.
KAKI
EMPUK. Agar kekuasaan stabil, tak heran kursi dibuat anti goyang. Jaminan sang
emak menjadikannya tidur nyenyak. Revolusi mental memang tak jauh-jauh
blusukan, kunjungan kerja, inspeksi mendadak, cukup jalan di tempat. Sayang
kaki, hemat bicara, sekali bicara sesuai isi perutnya. Obyek ajaran atau penerima
indoktrinasi revolusi mental ikut-ikutan goyang kaki sambil kepala
mengangguk-angguk. Yang penting aman tanpa goresan, bisa sampai finish, sampai
batas waktu kontrak politik.
PAJAK
TELAT. Sampai hati mewujudkan amanat penderitaan rakyat, dengan mewakili
praktik adil, makmur dan sejahtera di dirinya sendiri. Inilah hakikat demokrasi
terwakili. Peduli rakyat hanya saat hari-H pemilu (pileg dan pilpres) dan
pilkada. Demokrasi hanya berlaku 5 menit selama lima tahun. Rakyat berhak
menentukan nasibnya sendiri. Di jalanan, antar elemen masyarakat yang beda kepentingan
saling adu lempar batu, baku hantam, bakar-bakaran, dianggap sebagai dinamika
demokrasi. [HaeN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar