rahasia umum, BTP (Ahok) di pilgub Jakarta 2017 vs Jokowi di pilpres 2019
Dua pesohor di judul, pernah duet maut di Jakarta 2012-2017.
Mereka pecah kongsi bukan karena beda pendapat, selisih pendapatan, maupun
sengketa penghasilan, dikarenakan Jokowi 2014 ingin bergegas dan bersegera naik
kasta jadi kepala negara. Ahok ketiban apes menjadi orang nomor satu di DKI
Jakarta sampai akhir periode.
Politik memang serba memungkinkan. Memang, sekali berbuat
banyak belum terasa, dua kali baru ada indikasinya. Kalau memungkinkan berulang
kali. Fakta ini menjadikan syahwat politik sebagai pengendali nurani manusia
yang terjun habis-habisan ke industri politik. Bahasa politik mampu
memporakperandakan, menjungkirbalikan niat, minat, hasrat dasar/utama manusia
berpolitik. Akhirnya, banyak yang merasa benar melaju di jalan sesat. Tak
kurang yang merasa yakin nangkring dan nongkrong di kursi yang bukan haknya
(karena sudah tidak ada yang lebih jelek darinya). Akhir cerita sudah bisa
direkayasa.
Menggantang asap, angan-angan dan ambisi politik menyita
waktu untuk melaksanakan kewajiban yang belun tuntas. Mereka tergiring
bagaimana agar kursi kekuasaan tidak direbut oleh orang lain, atau jangan
sampai jatuh ke tangan orang lain yang belum jelas batang hidungnya.
Jangan-jangan penerus/penggantinya malah akan menjadi bumerang politik. [HaeN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar