mengumpulkan sisa dan puing parpol pancasilais, negara
rugi vs derita rakyat
Andai ada oknum
rakyat tidak hafal urutan lima sila dalam Pancasila, apalagi dikaitkan dengan
makna lambang sesuai silanya, jangan serta merta dipersalahkan. Karena sejauh
ini kita memang tidak ada panutan resmi, siapa tokoh bangsa yang pancasilais.
Tidak pernah dikabarkan kawanan parpois yang sedang kontrak politik lima tahun,
yang layak dan patut masuk standar kualifikasi pancasilais.
Apakah begitu argo
Reformasi bergulir sejak 21 Mei 1998, serta merta Pancasila Sakti yang
diseremonialkan tiap 1 Oktober selama era Orde Baru, dinyatakan gugur demi
hukum, politik negera serta opini masyarakat.
Ataukah setelah
Pancasila sebagai dasar negara turun strata masuk bagian dari frasa 4 pilar “Pancasila,
UUD NRI 1945, NKRI, Bhinneka Tunggal Ika”, berakibat tuahnya memudar.
Jangan-jangan di jagat penghibur, di panggung hiburan, makna sila dalam
Pancasila bisa dianggap sebagai pemancing rasa tawa penonoton/pendengar.
Di panggung, industri,
syahwat politik, dampak nyata kemauan digital, menurut pakar, pengamat, tukang
survei, bahwasanya Indonesia sudah mempunyai partai kartel. Daya ingat pembaca
mengingatkan adanya kartel obat bius di Meksiko. Lapas dari KBBI, atau kamus
politik yang justru parpol kartel sebagai identitas kemartabatan, walau masih
auh dari faham aristokrat. Bahasa politik atau bahasa pengkocok perut, apa
tidak ada istilah yang lebih bisa mengdeskreditkan lawan politik KP3.
Celaka, ciri utama
dan mendasar dari profil Partai Kartel adalah pengurusnya cenderung memandang masyarakat
sebagai tidak penting, tidak dibutuhkan kecuali menjelang pemilihan umum.
Lahirlah asas demokrasi lima tahun vs demokrasi lima menit. Memang enak jadi
rakyat doang! Begitu kira-kira celoteh dalam hati JK yang gemar berkomentar
sebleum dminta awak media ahli rekam suara.
NasDem sudah
membuktikan dirinya sanggup mencetak koruptor klas nasional. Saat ditetapkan
sebagai tersangka oleh KPK, status oknum sekjen nasdem masih kontrak sebagai
anggota komisi III DPR RI. Hebat bukan, parpol baru, langsung bisa cetak gol hattrick
(parpol baru, sekjen, anggota DPR RI). Suatu prestasi politik yang nan
gemilang, mungkin bisa tidak bertahan lama. [HaeN].
Tidak ada komentar:
Posting Komentar