Pilgub DKI Jakarta 2017, titik balik moral
dan mental politik parpol berlabel Islam
Mengingat, gaduh, riuh, kisruh,
rusuh akibat perilaku persekutuan vs perseteruan antar partai politik, pasca
laga pesta demokrasi 2014, yang seolah malah semakin membuktikan semboyan “rakyat siap memilih dan siap menerima siapa
yang kalah/menang” sekaligus ada yang pamer jargon “parpol tidak siap menang”.
Pemerintah Jokowi-JK terpaksa melakukan bongkar pasang muatan dan penumpang agar
tidak mogok atau turun di tengah jalan sebelum jatuh tempo. Jokowi
menggembalakan domba yang berbaur dengan serigala. Jokowi waspada 24 jam,
mewaspadai kursinya menjadi incaran semua pihak yang berkepentingan, khususnya siaga
menghadapi serudukan banteng babon dari tetangga sebelah.
Sukses pilkada serentak 9 Desember
2015, membuat pengamat politik bingung memprediksi peta politik, khususnya di
tataran dan tatanan daerah. Rakyat sudah memasuki fase alergi parpol, walau
belum menjurus ke antipati parpol. Cuma masalah waktu, kata ahli survei
berbayar atau survei tanpa survei.
Perbedaan ideologi antar parpol,
mungkin hanya beda dalam susunan kata di AD dan ART-nya. Praktik ideologi antar
parpol tidak ada perbedaan yang mencolok. Bukti sederhana dan mudah dicerna
hati rakyat adalah ketika oknum kader/anggota parpol berurusan dengan KPK.
Diperkuat dengan perilaku menyimpang terkait pasal pidana/perdata.
Semua parpol mengandalkan senjata
revolusi mental untuk memberdayakan rakyat sekaligus memperdayakan rakyat. Padahal
parpol hidup mengandalkan dari keberadaan dan eksistensi rakyat.
Bagaimana dengan kinerja dan
prospektus parpol berlabel Islam? PPP sedang berproses adu kuat secara internal,
sedang menjalani nasib metamorfosis, mencari bentuk tanpa bentuk.
Menghadapi pilgub DKI Jakarta
2017, hanya satu kata : parpol berlabel Islam, bersatulah! Entak melalui teman
sekampung bertarung di pligub, atau ada jawara lain yang layak tanding. Bukan
mengandalkan kader partai yang disodorkan ketua umumnya. Atau tergantung restu
dukun politik. Parpol berlabel Islam harus kompromi dan fokus pada satu jago. Tapi
jangan coba-coba main pasang dan asal taruh. [HaeN].
Tidak ada komentar:
Posting Komentar