Ahok sebut banyak orang salah menilai Megawati. Maunya?
Merdeka.com
- Kamis, 24 Maret 2016
01:46 - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menyambut baik diterbitkannya
buku kisah hidup Ketua Umum Megawati Soekarnoputri yang ditulis oleh 22
wartawan. Buku itu diberi judul 'Megawati dalam Catatan Wartawan, Menangis dan Tertawa Bersama Rakyat'.
Ahok menilai buku
tentang kiprah Megawati di pemerintahan dan dunia politik ini bisa menjadi
catatan sejarah dan referensi bagi generasi muda tentang sosok pemimpin yang
turut membangun bangsa sampai detik ini.
"Selama orang
kalau masih pejabat mereka bisa menulis yang bagus-bagus, jadi kalau sudah
turun, pengalaman teman-temannya sudah enggak menjadi wartawan lagi, dia
tuliskan apa yang mereka rasakan tentang seorang Megawati, ini bagian dari
catatan sejarah buat bangsa ini," kata Ahok di Gedung Arsip Nasional,
Jakarta, Rabu (23/3).
Lebih lanjut, dia
menganggap buku ini dapat meluruskan cerita dan anggapan buruk masyarakat
Indonesia terhadap sosok Megawati. Opini ini disampaikan Ahok sebab dia mengaku
telah mengenal dekat dengan putri proklamator Soekarno.
"Bagaimana orang
bisa menilai Bu Megawati, selama ini orang menilai salah terhadap beliau. Saya
kebetulan dekat dengan beliau, dan saya kira banyak orang salah, makanya buku
ini bisa menjelaskan siapa Ibu Megawati nah ini penting," klaim Ahok.
Dengan adanya buku
ini, Ahok mengatakan masyarakat akan semakin mengenal dengan baik Megawati
selama hidupnya. Mulai dari perjalanan politiknya saat orde baru, PDIP menang
dalam pemilihan umum tahun 1999 sampai menjadi wakil presiden hingga presiden
kelima Indonesia.
MAUNYA?
Selama ini rakyat
sudah bisa “mikul sing
duwur, mendem sing jero’. Kalau bunga mawar,
bunga melati, tahu diri, tak pernah membanggakan dirinya sendiri. Tak pernah
memuji dan memuja dirinya sendiri.
Rakyat sudah bisa
membedakan mana bunga mawar, bunga melati mana bunga-bungaan. Mana yang memang
harum dari sono-nya dan mana yang suka diharum-harumkan namanya.
Karya anak bangsa
yang bermanfaat, tidak perlu digembar-gemborkan. Kerja ikhlas tidak perlu promosi,
apalagi puji diri sendiri.
Rakyat yang tidak mau
terjun ke dunia politik, takut kerjanya menjadi tidak ikhlas. Rakyat tetap
melakoni segala kewajiannya sebagai hamba Allah. Tidak kenal kalkulasi nama
tenar, dikenal, tersohor.
Ajaran Islam : “Jika tangan kanan memberi, jangan
sampai tangan kiri tahu” [HaeN].
Tidak ada komentar:
Posting Komentar