Halaman

Rabu, 30 Maret 2016

Ahok sebut banyak orang salah menilai Megawati. Maunya?

Ahok sebut banyak orang salah menilai Megawati. Maunya?

Merdeka.com - Kamis, 24 Maret 2016 01:46 - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menyambut baik diterbitkannya buku kisah hidup Ketua Umum Megawati Soekarnoputri yang ditulis oleh 22 wartawan. Buku itu diberi judul 'Megawati dalam Catatan Wartawan, Menangis dan Tertawa Bersama Rakyat'.

Ahok menilai buku tentang kiprah Megawati di pemerintahan dan dunia politik ini bisa menjadi catatan sejarah dan referensi bagi generasi muda tentang sosok pemimpin yang turut membangun bangsa sampai detik ini.

"Selama orang kalau masih pejabat mereka bisa menulis yang bagus-bagus, jadi kalau sudah turun, pengalaman teman-temannya sudah enggak menjadi wartawan lagi, dia tuliskan apa yang mereka rasakan tentang seorang Megawati, ini bagian dari catatan sejarah buat bangsa ini," kata Ahok di Gedung Arsip Nasional, Jakarta, Rabu (23/3).

Lebih lanjut, dia menganggap buku ini dapat meluruskan cerita dan anggapan buruk masyarakat Indonesia terhadap sosok Megawati. Opini ini disampaikan Ahok sebab dia mengaku telah mengenal dekat dengan putri proklamator Soekarno.

"Bagaimana orang bisa menilai Bu Megawati, selama ini orang menilai salah terhadap beliau. Saya kebetulan dekat dengan beliau, dan saya kira banyak orang salah, makanya buku ini bisa menjelaskan siapa Ibu Megawati nah ini penting," klaim Ahok.

Dengan adanya buku ini, Ahok mengatakan masyarakat akan semakin mengenal dengan baik Megawati selama hidupnya. Mulai dari perjalanan politiknya saat orde baru, PDIP menang dalam pemilihan umum tahun 1999 sampai menjadi wakil presiden hingga presiden kelima Indonesia.

MAUNYA?
Selama ini rakyat sudah bisa “mikul sing duwur, mendem sing jero’. Kalau bunga mawar, bunga melati, tahu diri, tak pernah membanggakan dirinya sendiri. Tak pernah memuji dan memuja dirinya sendiri.

Rakyat sudah bisa membedakan mana bunga mawar, bunga melati mana bunga-bungaan. Mana yang memang harum dari sono-nya dan mana yang suka diharum-harumkan namanya.

Karya anak bangsa yang bermanfaat, tidak perlu digembar-gemborkan. Kerja ikhlas tidak perlu promosi, apalagi puji diri sendiri.

Rakyat yang tidak mau terjun ke dunia politik, takut kerjanya menjadi tidak ikhlas. Rakyat tetap melakoni segala kewajiannya sebagai hamba Allah. Tidak kenal kalkulasi nama tenar, dikenal, tersohor.


Ajaran Islam : “Jika tangan kanan memberi, jangan sampai tangan kiri tahu” [HaeN].

Tidak ada komentar:

Posting Komentar