Halaman

Kamis, 31 Maret 2016

daya juang pe-revolusi mental, menderitakan rakyat vs merugikan negara

daya juang pe-revolusi mental, menderitakan rakyat vs merugikan negara


Tanpa opini masyarakat yang mempraktikkan konstitusi “setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat” serta diimbangi “hak menyatakan pendapat wakil rakyat dalam menjalankan fungsinya”, tak ayal lalu lintas perkabaran, pemberitaan menjadi hambar. Dibalik kesunyian ini, banyak penggerak perubahan dan peradaban bangsa malah merasa aman dan nyaman berkiprah, berkontribusi, berdedikasi siang malam. Bekerja jauh dari kebisingan popularitas.

Bagi anak bangsa yang minim perubahan dan miskin peradaban, capai menunggu orang memuji atau bahkan memujanya, tanpa sungkan, malu hati, risi, serta merta memuji dan memuja dirinya sendiri. Miminal membanggakan jasa nenek moyangnya. Kejadian perkara ini sering kita saksikan di media massa, khususnya media penyiaran televisi. Modal pengharu-rasa tampil pidato atau sisi lain ada modal penghiba-hiba, berorasi dengan garang, betapa sosok dirinya memprihatinkan nasib bangsa. Janji politisnya, kalau diberi kesempatan memimpin bangsa secara formal, konstitusional, legal sesuai pasal komersial, dan sesuai skenario terkonspirasi.

Hasil kompetisi, pihak yang kalah mengakui keunggulan lawan. Bukan dari pihak kawan sendiri merasa keunggulannya lebih unggul daripada pihak lawan. Di panggung, industri, syahwat politik, ternyata ada yang gemar dijilat, disanjung, diangkat-angkat, dibuai dengan puja puji, dielus-elus sampai melayang di awang-awang. Kalau perlu, dimana dipandang perlu, bisa melakukan survei berbayar, menggerakan tukang unjuk rasa dan unjuk raga mendukungnya, menyuruh tukang berita menampilkan atraksi kehebatannya.

Rakyat bersyukur, di periode 2014-2019 masih terdapat sejumlah anak bangsa yang berjuang mengatasnamakan rakyat. Walhasil, mereka terjebak dogma atau stigma menikmati hasil perjuangan politiknya diatas pendertitaan rakyat sekaligus meraup, meraih, menadah untung dibawah kerugian negara. [HaeN].

Tidak ada komentar:

Posting Komentar