Jakarta kota BMKG, perlu serba khusus
Jakarta sebagai ibukota negara, sarat dengan
berbagai fungsi. Jakarta sebagai kota serba ada. Tempat perwakilan negara
sahabat sampai kantor perwakilan provinsi NKRI. Ada gula bertebaran di mana
saja sampai gang-gang kecil, bantaran sungai, rel k.a, kolong jembatan layang,
trotoar, tanah terlantar - memancing berbagai klas masyarakat semut untuk adu nasib,
adu akal, adu nyali, adu otot. Mereka datang sekedar jual jasa, jual barang,
jual harga diri atau jual badan. Rupiah bisa dikais bak ayam, bisa ditadah
dalam hitungan menit, bisa dikutip di jalanan, bisa dikeruk sambil melipat kaki
(tipikor dengan tsk oknum wakil rakyat).
Jakarta menjadi tujuan dan masa depan anak
bangsa. Jakarta menjadi serba khusus, maka segala masalah utama Jakarta, yaitu
BMKG = Banjir, Macet, Kebakaran dan Gusur-menggusur harus ditangani secara
sinergi, serba khusus dan terpadu.
Penyebab BMKG adalah faktor manusia. Akibat
kebodohan sampai keserakahan manusia. Penyakit BMKG harus ditangai bersama antar
pelaku pembangunan : pemerintah, swasta dan masyarakat. Jakarta harus dikelola
dalam 24 jam. Keberanian, atau bahkan tangan besi yang diperlukan adalah :
Pertama, rencana pembangunan jangka panjang 25 tahun, khususnya
yang berbasis dan fokus pada BMKG, harus ditangani per periode gubernur lima
tahun. Ada estafet dan kesinambungan pembangunan lima tahunan. Produk hukum
terkait pembangunan harus ditegakkan tanpa tebang pilih, misal Rencana Tata
Ruang Provinsi Jakarta.
Kedua, optimalisasi sumber dana dan sumber daya
pembangunan. Pemanfaatan hutang maupun hibah dari luar negeri sesuai dengan
kemampuan nyata pemprov dan warga Jakarta. Investor mancanegara, termasuk
lokal, diikat dalam kerja sama yang saling menguntungkan.
Ketiga, intervensi secara politis harus berani diatasi
secara total. Kalau perlu ada syarat khusus untuk jadi anggota DPRD DKI
Jakarta, misal didukung oleh masyarakat. Fungsi RT, RW dioptimalkan secara
nyata, untuk menampung aspirasi mastarakat.
Tentunya masih banyak faktor yang harus dicermati. Kita
masih optimis, jika suatu masalah ditangani bersama, akan terselesaikan [HaeN].
Tidak ada komentar:
Posting Komentar