Halaman

Jumat, 07 April 2023

omdo, kembo, drembo . . .

omdo, kembo, drembo . . . 

Asumsi bahwa pemirsa paham dengan 3 diksi judul. Panggung anak wayang nusantara sarat watak dan perwatakan melebihi sosok dan tokoh wayang.

Asal penguasaan panggung enak di kuping, soal jingkrak-jingkrak tidak karuan, bisa diabaikan. Gaya rambut maupun potongan busana yang tak cocok dengan tema kemerdekaan, karepé sing duwé gawé, maklum saja. Apalagi yang punya negara.

Jangan tiru acara, adegan, atraksi yang ditampilkan anak panggung. Resiko ditanggung peniru. Mereka sudah mahir sejak dalam kandungan. Minimal sudah digadang sejak dari sono-nya. Darah anak panggung mewaris, mengalir ke anak cucu.

Benang merah bangsa penjajah dengan dua periode kaping pitu, adanya misi terselubung dengan sistem gaya zionis. Umat beragama tauhid, tak perlu murtad. Namun dengan setia, loyal, patuh, tunduk – dengan pola bonus idélogi non-Pancasila, tak pakai lama vs tidak perlu mikir –  menjalankan ajaran mereka. Iming-imingnya tak sekedar urusan perut, isi perut. Bisa sampai urusan harian bawah perut. Nikmat dunia tersaji di depan mata dengan anéka mégaréka.[HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar