anjing tanah vs ki juru dengung
Bahwa liberalisasi transaksi industri politik menentukan
pasar multipartai sederhana nusantara langsung terintegrasi dengan pasar dunia. Polarisasi
kian menjadikan politik biaya tinggi. Bakalan capres tergantung restu kebijakan
dan kepentingan global.
Tarif kursi kaping wolu menjadi patok duga,
barometer, tolok ukur dan langsung diwartakan ke pasar politik lokal nusantara.
Filosofi kenusantaraan ”orang bebal sarat guna”
seperti relawan politik digital, loyalis
berbayar karier, simpatisan dan aneka boneka
lainnya yang dapat diberdayakan tanpa tahu tujuan.
Demokrasi cacat demokrasi nusantara, telah menjadi alat
transaksi jual-beli kursi bagi penanam modal politik dan bakalan penguasa untuk memborong proses demokrasi secara prosedural.
[HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar