adab bernusantara, ukara gawé angkara
Sudah tersirat ciri wanci dari trah gawé bubrah tatanan
negoro. Bukti ringan model penjajahan bangsa sendiri
secara konstitusional. Bebas sanksi norma kebangsaan. Menambah dinamika kerakyatan.
Diamnya rakyat, tidak sekadar aksi rétorika
dan wacana, tetapi menjadi motor dan pelaku aksi gerakan kenusantaraan
Aksi bisu rakyat, memancing emosi pihak pro-rakyat. Muncul aksi literasi pengaduk
pengudak intoleransi. Pihakan yang muncul sigap
dengan tarif teman. Kreativitas menginspirasi membuat sumber gaduh beririsan dengan sumber resmi penguasa.
Ekspresi wajah penguasa nusantara, mudah kebaca
niatan diri. Wujudan bahasa tubuh pelampau batas sambung jiwa.
Rakyat tapak tanah terbiasa dengan “mengambil madu dari sarang lebah”. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar