betul harus betul-betul betul bukan kebetulan
Deretan kata bagus-baik-benar-betul
sesuai abjad di kamus umum bahasa nasional nusantara. Soal ada
pihakan merasa lebih pas, sreg pakai sebutan baik dan benar.
Bukti ybs mau. Laku diri di dunia, memang wajar jika praktek hidup berbangsa dan
bernegara tidak paham dalil ‘baik dan benar’. Terlebih hakikat bagus-baik-benar-betul ditentukan oleh
suara mayoritas, aksi paduan aklamasi tarik suara serta mufakat bulat.
Tidak dapat diganggu gugat.
Meskipun betul
secara prosedural maupun tata nilai, jangan merasa betul sendiri. Tanpa teman. Terlebih merasa paling betul.
hal benar belum tentu membawa
kebaikan, hal baik belum tentu benar. 12/7/2022 5:24 AM. Jadi, sepengetahuan
kepengetahuan manusia, perihal baik plus benar menjadi satu sistem. Memakai
hukum agama tauhid masuk paket
akhlak. Pendekatan per substansi akhirnya
dipecah menjadi subpaket baik dan
subpaket benar. Esensi dinarasikan memakai
hukum dan akal manusia. Sah-sah saja untuk memuluskan, meluluskan pemahaman.
Betul sesuai wujudan
statistik. Fungsi angka, bilangan atau lambang kuantitas, masih diragukan kepastian. Tak salah peribahasa leluhur,
pepatah turun-temurun “bahasa
menunjukkan isi perut”. Semakin berakal, berotak, berhati anak bangsa pribumi nusantara akan berbanding
terbalik dengan bunyi mulut. Juga tidak.
Baik atau
buruk, bagus atau jelek, benar atau keliru, betul atau salah berdasarkan kaidah
praktek demokrasi multipartai adalah ditentukan suara terbanyak. Secara
aklamasi, voting atau adu tarik suara. Bukan sesuai ketentuan agama, adab, adat atau norma yang berlaku di masyarakat.
Begitulah jadinya, untuk melihat seperti apa demokrasi atau praktek nyata
sistem politik, jangan pakai kaca mata moral.
Koq téga. Namanya persaingan hidup harus punya cita rasa serbatéga,
anékatega, mégatéga di atas adab nusantara.[HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar