Halaman

Jumat, 28 April 2023

betul harus betul-betul betul bukan kebetulan

betul harus betul-betul betul bukan kebetulan 

Deretan kata bagus-baik-benar-betul sesuai abjad di kamus umum bahasa nasional nusantara.  Soal ada pihakan merasa lebih pas, sreg pakai sebutan baik dan benar. Bukti ybs mau. Laku diri di dunia, memang wajar jika praktek hidup berbangsa dan bernegara tidak paham dalil ‘baik dan benar’. Terlebih hakikat bagus-baik-benar-betul ditentukan oleh suara mayoritas, aksi paduan aklamasi tarik suara serta mufakat bulat. Tidak dapat diganggu gugat.

Meskipun betul secara prosedural maupun tata nilai, jangan merasa betul sendiri. Tanpa teman. Terlebih merasa paling betul.

hal benar belum tentu membawa kebaikan, hal baik belum tentu benar. 12/7/2022 5:24 AM. Jadi,  sepengetahuan kepengetahuan manusia, perihal baik plus benar menjadi satu sistem. Memakai hukum agama tauhid masuk paket akhlak. Pendekatan per substansi akhirnya  dipecah  menjadi subpaket baik dan subpaket benar. Esensi dinarasikan memakai hukum dan akal manusia. Sah-sah saja untuk memuluskan, meluluskan pemahaman.

Betul sesuai wujudan statistik. Fungsi angka, bilangan atau lambang kuantitas, masih diragukan kepastian. Tak salah peribahasa leluhur, pepatah turun-temurun “bahasa menunjukkan isi perut”. Semakin berakal, berotak, berhati anak bangsa pribumi nusantara akan berbanding terbalik dengan bunyi mulut. Juga tidak.

Baik atau buruk, bagus atau jelek, benar atau keliru, betul atau salah berdasarkan kaidah praktek demokrasi multipartai adalah ditentukan suara terbanyak. Secara aklamasi, voting atau adu tarik suara. Bukan sesuai ketentuan agama, adab,  adat atau norma yang berlaku di masyarakat. Begitulah jadinya, untuk melihat seperti apa demokrasi atau praktek nyata sistem politik, jangan pakai kaca mata moral.

Koq téga. Namanya persaingan  hidup harus punya cita rasa serbatéga, anékatega, mégatéga di atas adab nusantara.[HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar