maunya pihak lain memenangkan dirinya
Solidaritas
politik anak bangsa multi-SARA. Ikat-kait-kiat antar kawan partai bergaya
suka-suka alias pasal hukum rimba belantara nusantara tiada tara. Model modal mental
téganya-téga, masih kalah pamor tapi menang asor.
keberlangsungan fenomena pemilikan partai politik lintas-pihak. Analog dengan
P4T (penguasaan, pemilikan, penggunaan, pemanfaatan) tanah. Sistem
multipartai sederhana, nusantara menjadi ladang amal dasar negara, ajang
usaha apa saja oleh kawan partai.
Kalkulasi bersifat
dinamis, adaptif, akseleratif sesuai arus zaman. Ada seperti dibutuhkan pas
tidak ada tak ada yang merasa rugi. Kalkulasi politik, merasa ada angin di atas
kertas.
Pun
demikian, sedemikian adanya. Semenjak anak bangsa pribumi nusantara tahu
politik. Dapur politik
menjadikan pihakan siapa saja bisa menjadi apa saja. Tak perlu modal paham
ideologi. Pakai modal pendongkrak
sampai modal pelicin. Bukan kader partai bisa dapat nomor urut jadi, siap laga
di pilkada, pemilu legislatif bahkan pilkara atau pilpres.
Saking
berjubelnya ilmu dan teori politik. Akhirnya anak bangsa pribumi tulen, tanpa
ilmu pun sudah mahir berpolitik. Baru belajar berpolitik sampai bangkotan. Kadar
politik sampai tingkat petugas partai, tak jauh beda dengan. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar