mana dimana kambing hitam nusantara
Tapi kalau merujuk kapan munculnya ’kambing hitam’.
Siapa atau pihakan mana saja yang layak didaulat.
Budaya
politik nusantara sarat gaya agrésif, fanatik, militan atau sebutan, stigma semaksud.
Ciri wanci
pada amuk massa. Libas peras lawan sampai tanpa ampas. Tidak paham mengelola fungsi
beda sebagai kiat menata alternatif. Malah
dijadikan peluang hantam kromo, gebuk tanpa rembuk. Bilamana terjadi bencana
politik, yang disasar adalah kambing hitamnya, bukan kebijakan yang mungkin jauh
dari bijak.
Sendi
budaya Jawa éwuh pakéwuh menjadi budaya saling jaga martabat, saling tutup-menutupi penyakit politik, tidak mau saling tunjuk
hidung, akhirnya yang terjadi asu
gedhé menang kerahé. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar