Halaman

Senin, 28 Februari 2022

kesrimpet benang bundet demokrasi politik nusantara

kesrimpet benang bundet demokrasi politik nusantara

Anak bangsa nusantara berketurunan, sangsaya paham dengan sebutan koalisi partai politik pemilih presiden. Untung sebagai pegiat literasi digital politik belum dengar baca kata, lema ‘koasi’. Ikatan semu antar kawanan sekoalisi. Perjuangan kebutuhan individu anggota kawanan, terlebih di periode pertama, sarat kalkulasi politik Rp. Kalkulasi politik récéhan sudah membuktikan bahwa asas “notonegoro” tak berlaku untuk menerawang syarat utama bakal calon presiden dan/atau wakil presiden.

Seperti sebagaimana kata ahlinya, yang dikenal sebagai pemegang kedaulatan dalam sistem kekuasaan bernegara ada Tuhan (theos), Raja (monarch), Hukum (nomos), atau Rakyat (demos). Konsep yang menganggap Tuhan sebagai pemegang kedaulatan atau kekuasaan tertinggi disebut teokrasi. Konsep kedaulatan atau kekuasaan tertinggi oleh hukum disebut nomokrasi. Terakhir, konsep kedaulatan di tangan rakyat disebut demokrasi.

Praktik atau yang terjadi di lapangan bahkan istana, yaitu kedaulatan adalah kekuasaan menjalankan negara dan berada di tangan penguasa. Rakyat sudah melimpahkan hak kedaulatan ke tangan wakil rakyat, wakil daerah, kepala daerah, kepala negara meliwati pola pemilihan langsung.

Kendati rakyat tapak tanah berpengalaman memilih atau menggunakan hak pilih di hari-H pesta demokrasi, tetap tak akan bisa menebak bagaimana modus pilihannya. Apakah sesuai harapan berdasarkan janji kampanye. Atau malah akhirnya mengusap dada dan tepuk jidat. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar