Halaman

Minggu, 12 Februari 2023

beras impor, mahal di lauk

beras impor, mahal di lauk 

Mirip sepeti judul menu politik babak akhir, nasi lokal cukup setengah porsi, lauk global. Di tangan yang sama. Date modified 7/27/2019 2:44 PM di personal laptop. Lazim, kaprah, lumrah, wajar, jamak. Pemerintah hanya menguasai jam kerja waktu matahari. Malam hari terserah kekuatan pasar lokal, regional, nasional. Terbatas di wilayah jabodetabek. Model tanah Papua menjadi daerah tak bertu(h)an. Pulau Kalimantan bangga hati akan menjadi lokasi ibukota NKRI. Berkemajuan di segala bidang dan aspek kehidupan.

Efek  samping status pasang surut negeri  agraris. Beras menjadi komoditas strategis karena mendukung tripel ketahanan: pangan, ekonomi, dan politik. Timbal balik dengan sinergi kebijakan pelaku ekonomi-sosial-politik nusantara.

Gebrakan gaya liberalisasi (start 2018). Memaksa produsen padi dan beras nusantara praktek asas banding-sanding-tanding dengan sesama negeri beras:  Vietnam, Thailand, China, Kamboja, dan Laos. Posisi dan nilai tawar diplomasi dagang, pasar nusantara kebanjiran beras impor.

Padahal oleh tangan yang sama tadi diriwayatkan sejahtera rakyatIKN nusantara, nasi menjadi lauk-pauk. Date modified 1/2/2023 1:44 PM di personal laptop. Waspada diri saat menarasikan bahasa tulis, bukan bahasa cap. Pakai ilmu penerawangan. Padahal pakai hafalan sekarang, ingatan terkini – negara sejahtera – untuk memprakirakan status doyan nasi anak bangsa pribumi. NKRI emas 2045, terbayang sejak dini.

Di negeri asalnya, memang tidak untuk konsumsi rakyatnya. Jenis padi yang cepat panen. Tenaga kerja model rodi, romusha. Memanfaatkan warga binaan. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar