taruhan nama baik, taruh wajahmu pada tempatnya
Budidaya akal, olah logika, rekayasa nalar maupun kadar
naluri, komposisi insting berbasis produk hukum lewat proses legislasi, mendadak cemerlang benderang.
Tanpa talenta anak bangsa pribumi, sebagai generasi
tanggung. Kenapa memakai ungkapan ‘tanggung’. Tak perlu basa-basi, karena masuk
kategori nasionalis, jelas bukan;
dibilang agamais, relijius, jelas tidak.
Apa hendak dikata, akhirnya manusia
mampu merusak dirinya sendiri secara mandiri, maual, masif, massal. Memperbagus format luar agak tampak bergengsi,
berklas, bermartabat, berwibawa sekaligus menambah nilai tukar diri, nilai jual
diri. Saling bertumpah darah. Saling berbunuh karakter lewat penabur, penebar ujaran
nista.
Banyak kemungkinan yang akan muncul
di etape, tahapan, periode politik lima tahunan. Terlebih jika rakyat tidak menyatukan tekad. Rakyat sepertinya
membiarkan dirinya terjebak dalam arus informasi pencitraan. Seolah sudah tidak
ada pilihan. Semua pilihan hanya berakhir dengan rasa kecewa.
Keluar dari tempurung ideologi, anak
bangsa Ibu Pertiwi menghirup udara segar. Kenyataan hidup menantang disekujur
mata menatap. Belum terlambat. Peradaban bangsa bisa disusun mulai dari nol.
Mulai dari langkah awal, rumusan di atas kertas. Seleksi alam akan
membantu proses bijak di landasan.
Kesalahan bukan pada gaya mati gaya. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar