impotén tidak masalah ketimbang tidak mampu impor beras
Adu obrolan santai, ringan melawan satpam
RT, malam hari. Memposisikan diri selaku pendengar yang bijak. Modal kuping.
Sesekali memberi umpan silang. Hindari diskusi monoton. Walau bincang searah, tetap
ke arah yang baik dan benar. Jedah sejenak saat ada oang tanya alamat. Antar pesanan.
Tanpa agenda rapat. Tahu-tahu bang
satpam membeberkan pengalaman beli beras ketengan. Beras curah tanpa merek. Beli di warung usaha rumah
tangga terdekat. Di negeri asalnya, memang tidak untuk konsumsi rakyatnya.
Rp 9.000/lt. Agak kuning dan apek. Mahal di lauk. Bilangnya:”masih ada beras 6-7
ribu seliter”.
Gocekan kata terasa. Cetusnya, beras di lapak beras pinggir
jalan raya kecamatan, sama saja. Tempat saya beli beras merah dan pera super. Berlaku
hukum ekonomi, ada harga ada rupa.
Makanya. Beli beras bukan karena faktor harga terjangkau. Terapkan rumus konversi 1 lt beras = 0,8 kg atau 8 ons. Cara sederhana. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar