Halaman

Rabu, 01 Februari 2023

tagih janji, malah ketagihan ngutang

tagih janji, malah ketagihan ngutang 

Berkat jasa sebuah kata, dalam hal ini adalah “tagih”. Maka dua pihak yang tidak ada hubungan  diplomatik. Apalagi ikat-kait-kiat sentimen wawasan kebangsaan. Ternyata nyatanya terjalin konektivitas  dua arah tanpa perwakilan, bebas perantara. Ahli maupun alih bahasa, pilih bungkam. Salah ucap, asal cuap, nasib diri dipertaruhkan. Muka, wajah, roman, paras, tampang, rupa ini mau di taruh dimana.

Kejadian generasi belum lahir ketagihan tagihan utang masa depan.

Jasa perlindungan politik bak arisan kursi pesta demokrasi yang dibuka didepan, tak pakai model kocokan tiap bulan. Semua pihak merasa berkepentingan menitipkan nama cucu yang belum lahir. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar