modal satu kata, mahir mengata-ngatai pihak berseberangan
Betapa hanya mengucapkan
kata ah kepada kedua orang tua, ibu bapak tidak dibolehkan, bahkan menjadi
larangan oleh agama. Terlebih berbicara dengan nada keras, kasar.
Pertama.
Orang mudah terkontaminasi oleh kata makian,
ejekan, olok-olok, cemoh, umpatan dan sebangsanya. Pilihan kata makian sesuai
kadar diri dan sadar diri ybs. Menggunakan bahasa tutur hariannya. Dukungan bahasa tubuh mengekspresikan
perasaan secara total. Cetusan makian secara spontan, reflek, reaktif dan kebiasaan diri menyikapi lingkungan. Tak jarang latah menggunakan kata yang sedang ngetren.
Kedua. Kemampuan menyerap
bahasa gaul, bahasa anak jalanan. Kata makian bisa menjadi bagian percakapan normal.
Menjadi sapaan dengan sesama senasib. Ironis jika kata makian menjadi diksi pada
ragam bahasa tutur. Jasa guna teknologi informasi dan komunikasi dengan metode tanpa
tatap muka. Peluang menambah wawasan kebangsaan.
Semua kelompok umur bisa!. Panutan model apa saja tersedia di medi massa
arus utama sampai media massa abal-abal.
Pembunuhan karakter
lewat satu kata. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar